JAKARTA -- Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengatakan sudah tak lagi bersama Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan akan terus meneruskan perjuangan mereka. Sikap itu diambil setelah Prabowo dan Presiden Joko Widodo bertemu serta sepakat mengakhiri istilah 'cebong' dan 'kampret'. 

"Secara pribadi, istilah 'sepakat akhiri cebong dan kampret' itu istilah buat Prabowo dan Jokoei sendiri, kami bukan bagian dari apa yang Prabowo atau Jokowi sebut, karena buat kami, perjalanan perjuangan ini harus berlanjut," kata juru bicara PA 212 Novel Bamukmin kepada wartawan, Sabtu (13/7/2019).

"PA 212 sudah kembali kepada khitoh semula, yaitu sudah tidak lagi bersama partai mana pun, juga Prabowo atau BPN (Badan Pemenangan Nasional)," imbuhnya.

Novel mengatakan PA 212 masih akan terus berjuang untuk melawan kecurangan. Dia juga mengungkit kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

"Sudah tidak lagi bersama Prabowo-Sandi, juga BPN-nya, karena kami tidak bisa toleransi terhadap kecurangan, bahkan sampai korban nyawa, baik tragedi berdarah 21-22 Mei 2019 atau petugas KPPS kurang-lebih 500-an lebih yang wafat tidak wajar," ucapnya.

Meski begitu, Novel mengatakan PA 212 akan tetap berada di barisan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab. Dia menyebut akan tetap menunggu arahan dari Habib Rizieq dan ulama.

Sementara, Ketua Divisi Hukum PA 212, Hari Damai Lubis mengaku agak kecewa jika Prabowo belum tabayun. "Bila PS (Prabowo Subianto, red) melakukan hal yang niat baik dan hasilnya pun baik untuk umat bangsa dan negara, alhamdulillah," kata Hari Damai Lubis terpisah.

Hari mengaku belum mengetahui apakah Prabowo sudah tabayun atau belum kepada ulama-ulama pendukung yang tergabung dalam Ijtimak Ulama. Jika belum, dia mengaku agak kecewa. 

"Tapi bila benar ambil langkah-langkah politik oposan dan dihubungkan dengan yang riil (dilakukannya) ini, tidak atau belum sempat tabayun dengan para ulama pendukungnya (Ijtimak Ulama 1 dan 2), kami selaku Kadivhum PA 212 agak kecewa dan mungkin sejatinya beliau kurang paham tentang makna sami'na waatho'na yang pernah dinyatakannya dalam beberapa kesempatan," jelasnya.

Partai Gerindra mengatakan pertemuan Jokowi dengan Prabowo merupakan pertemuan kebangsaan. Pertemuan itu untuk kepentingan bangsa.

"Saya nggak ingin menanggapi para pihak satu per satu. Yang jelas, Pak Prabowo ini tujuannya hanya untuk kepentingan kebangsaan, untuk pertemuan kebangsaan, hanya sebatas itu. Tidak ada udang di balik batu," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade saat dihubungi, Sabtu (13/7).

Andre menekankan pertemuan Jokowi dan Prabowo harus diapresiasi. Pertemuan itu bertujuan agar Indonesia kembali guyub pasca-Pilpres 2019.

"Ya sudahlah, kita apresiasi saja, ini pertemuan kebangsaan untuk harapan Indonesia jadi guyub. Saya sebagai kader Partai Gerindra sangat apresiasi langkah yang dilakukan Pak Prabowo. Pertemuan hari ini menunjukkan beliau bukan hanya politisi, tapi seorang patriot dan negarawan," ujarnya.

Andre mengatakan pertemuan tersebut tak terkait dengan sikap politik Gerindra. Prabowo kemungkinan akan menyampaikan sikap politik resmi setelah Rakernas Gerindra pada Agustus mendatang dan bersilaturahmi dengan pendukung untuk menyerap aspirasi.

"Mungkin saat kami Rapat Kerja Nasional nanti, Gerindra ada rakernas, setelah rakernas. Menyampaikan sikap resmi itu adalah domain Pak Prabowo sebagai ketum umum dan ketua dewan pembina. Yang jelas, Agustus kalau nggak salah, kami akan adakan rakernas," tuturnya.

Ditanya apakah Prabowo sudah tabayun ke para ulama di Ijtimak Ulama terkait pertemuan dengan Jokowi, Andre Rosiade mengaku tidak tahu detailnya. Namun dia menegaskan seluruh partai koalisi sebelumnya sudah diberi tahu.

"Saya tidak tahu detailnya, tapi yang jelas, Pak Prabowo dari awal sudah menyampaikan waktu rapat tanggal 28 Juni, dalam rapat beliau sudah menyampaikan, waktu rapat pembubaran koalisi, beliau akan bertemu dengan Pak Jokowi untuk membicarakan kepentingan bangsa. Waktu koalisi dibubarkan sudah disampaikan bahwa akan ada pertemuan antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi," kata Andre. 

Sumber: detik.com
 
Top