JAKARTA -- Menjelang Hari Pahlawan 10 November mendatang, Presiden Joko Widodo memberikan Gelar Kepahlawanan kepada tokoh yang dianggap telah berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah Almarhum Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, seorang putra dari Sulawesi Tenggara yang pernah menjabat sebagai Sultan Buton XX (Tahun 1750-1752) dan Sultan Buton XXIII (1760).

Hal ini berdasarkan Keppres RI No. 120/TK/Tahun 2019 yang ditandatangani presiden pada tanggal 7 November 2019 dan sesuai dengan Pasal 26 UU No. 20 Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5023), sebagai penghargaan terhadap jasa pengorbanan WNI atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Gubernur Ali Mazi sebagai ahli waris Almarhum Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi bersama Walikota Baubau, A.S. Tamrin, secara hormat diundang untuk menerima plakat penghargaan tersebut di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/11/2019). 

Gubernur merasa bahagia dan berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin beserta Menteri Sosial, Juliari Batubara, atas pemberian penghargaan tersebut. Gubernur juga berterima kasih kepada masyarakat Sultra dan semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah sejarah Almarhum Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau yang lebih dikenal dengan nama Oputa Yi Koo (Sultan yang bersinggasana di hutan).

“Alhamdulilah ini adalah buat kita semua masyarakat Sultra, bahwa ada pahlawan nasional asal Sultra,” ungkap Gubernur di depan para awak media usai menerima plakat penghargaan.

Selain Almarhum Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, pemberian plakat penghargaan ini juga diberikan kepada Almarhumah Ruhana Kuddus, tokoh wartawan dan pendiri Sekolah Kerajinan Amai Setia di Koto Gadang dari Provinsi Sumatera Barat; Almarhum Prof. Dr. M. Sardjito, M.D., M.P.H., tokoh dokter dan eks Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dari Provinsi DI Yogyakarta; serta para tokoh anggota BPUPKI / PPKI, yaitu Almarhum Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir dari Provinsi DI Yogyakarta; Almarhum Dr.(H.C.) A.A. Maramis dari Provinsi Sulawesi Utara; dan Almarhum K.H. Masjkur dari Provinsi Jawa Timur.

Penerimaan penghargaan tersebut dihadiri oleh ahli waris masing-masing tokoh.

(rel/ede)
 
Top