CIANJUR, JABAR -- Nasib malang dialami Meilan sebut saja begitu. Perempuan di Desa Jatisari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur itu mendapat perlakuan tak senonoh dari tetangganya.

Mojang Cianjur ini mengalami gangguan kejiwaan hingga harus dipasung oleh keluarganya. Namun, dalam kondisi tersebut, dia mengalami pelecehan seksual hingga hamil, bahkan sudah melahirkan dua orang anak.

Cerita memilukan tersebut berawal ketika Meilan pulang dari Arab Saudi sebagai TKI dalam kondisi depresi.

Diduga Meilan juga mengalami pelecehan dan upaya pemerkosaan di sana. Karena sering mengamuk, perempuan berusia 34 tahun itu kemudian dipasung di gubuk yang berhimpitan dengan kandang kambing di dekat kediamannya.

Di tempat pemasungan itulah, Meilan mengalami pelecehan seksual dan persetubuhan yang diduga dilakukan oleh tetangganya sendiri. Bukan hanya satu hari. Bahkan hampir setiap hari ia menjadi objek pelampiasan seksual buat orang-orang bejat yang ternyata bukan hanya satu orang, tetapi hinga beberapa orang.

“Meilan tujuh tahun dipasung. Sering ditidurin (disetubuhi, red), kalau siang sama anak sekolah, kalau malam sama bapak sekuriti. Masih tetangga juga,” ungkapnya, seperti dikutip dari Radar Cianjur, Jumat (16/10/2020).

Meski dalam kondisi kejiwaan yang tak sehat, Meilan sempat meronta dan melawan. Namun, pelaku tetap melancarkan aksi bejatnya.

“Sehari bisa sampai dua atau tiga kali ditidurin,” paparnya.

Aksi bejat pria-pria yang tak bertanggung jawab itu membuatnya hamil. Mirisnya lagi, kehamilan Meilan baru diketahui saat usia kandungannya sudah tua dan menjelang melahirkan.

Bahkan, ia juga sampai melahirkan anaknya di tempat pemasungan turut dibantu ibunya yang merupakan dukun beranak, Meilan melahirkan anak pertama yang tak diketahui siapa ayahnya.

Setelah melahirkan, ia kembali dipasung lantaran keluarga khawatir Meilan kembali mengamuk. Sayang, langkah tersebut membuat Meilan kembali mendapatkan pelecehan seksual oleh pelaku yang diduga masih sama. Setelah dua tahun berselang dan mengalami lagi pelecehan dan persetubuhan membuat Meilan hamil anak kedua.

Namun kali ini, pelaku berhasil dipergoki warga yang sudah menaruh kecurigaan terhadap tetangganya yang kerap mendatangi Meilan ke tempat pemasungannya.

“Meilan dua kali hamil dan punya anak selama dipasung. Ada beberapa yang meniduri Meilan. Kalau wajahnya ingat. Yang satu sudah ditangkap dan dipenjara,” ujarnya.

Anak Meilan pun diurus oleh kakaknya. Kedua anaknya kini sudah besar dan duduk di bangku sekolah dasar. Sementara dirinya menjalani pengobatan di Yayasan Rumah Pulih Jiwa.

Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Pulih Jiwa Rukman Syamsudin, mengatakan, Meilan menjadi salah satu contoh potret kondisi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Cianjur.

Bukan hanya kekerasan seksual, ODGJ Cianjur juga kerap mendapat bullying hingga kekerasan fisik yang membuat kondisi mereka lebih parah.

“Sedih ketika mendengar cerita setiap ODGJ yang kami bebaskan serta rehabilitasi hingga sembuh. Meski secara kejiwaan mereka sakit, tetapi mereka juga masih manusia yang tidak layak diperlakukan seperti itu. Mereka harus dilindungi dari kekerasan fisik hingga seksual,” ujarnya.

Ia mendesak Pemkab Cianjur ataupun pemerintah di tingkat provinsi dan pusat bisa serius dalam menangani ODGJ. 

“Jangan hanya mencanangkan program seperti bebas pasung yang beberapa tahun terakhir digemborkan. Pada akhirnya program itu tidak maksimal. Kami minta mulai dari sekarang serius untuk memperhatikan ODGJ,” tutupnya. 

(***)

 
Top