Warga Indonesia yang berkunjung ke Vietnam berbelanja di gerai usaha kecil setempat
HANOI -- Pemerintah Vietnam tengah mempertimbangkan pemberian diskon pajak penghasilan (PPh) sebesar 30% untuk usaha kecil pada tahun ini. Kebijakan ini ditujukan untuk mengurangi beban akibat pandemi virus Corona.

Menteri Keuangan Dinh Tien Dung mengatakan dengan diskon 30%, tarif PPh untuk usaha kecil akan turun dari 20% menjadi 14%. Adapun usaha yang bisa mendapat pengurangan ini memiliki pendapatan kurang dari VND50 billion atau sekitar Rp29,8 miliar.

“Pengurangan dari 20% menjadi 14% akan menguntungkan bisnis dengan pendapatan kurang dari VND50 miliar tahun ini dan memiliki kurang dari 100 karyawan,” ujarnya menjabarkan usulan yang telah dibuat kepada Majelis Nasional, dikutip dari VNExpress.net, Jumat (12/6/2020).

Jika disetujui, kebijakan tersebut akan mengurangi penerimaan pemerintah sebesar VND15,8 triliun atau Rp9,65 triliun.

Tien Dung mengatakan usaha menengah tidak termasuk dalam usulan diskon tarif PPh karena jumlahnya yang terlalu besar. Menurutnya, ruang lingkup usaha kecil dan menengah mencapai 97% perusahaan di Vietnam.

Jika usaha menengah ikut menikmati diskon tarif PPh maka penerimaan pemerintah akan kembali menyusut VND22,4 triliun atau Rp13,69 triliun.

Ketua Komite Keuangan dan Anggaran Parlemen Nguyen Duc Hai mendukung usulan diskon tarif PPh untuk usaha kecil tersebut. Menurutnya, pelaku usaha kecil telah mengalami tantangan terberat karena keterbatasan mengakses sumber pendanaan maupun teknologi.

"Keringanan pajak akan membantu mereka mengatasi kesulitan dan memulai kembali produksinya. Sementara bagi pemerintah, kehilangan sedikit pendapatan tidak akan menyebabkan tekanan berat pada keuangan negara," ujarnya.

Anggota parlemen setempat akan membahas proposal tersebut pada Kamis depan. Pasalnya, telah banyak bisnis ditutup sepanjang Maret dan April ketika Vietnam sedang berjuang mengendalikan pandemi.

Pertumbuhan ekonomi Vietnam pada kuartal I/2020 juga tercatat turun ke level terendah dalam satu dekade, yaitu sebesar 3,82%. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ekonominya mencapai 7,02%. 

(kaw/oel)


 
Top