JAKARTA -- Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) meminta segala kabar yang beredar soal Pemilu 2019 diverifikasi kebenarannya. Jokowi juga menepis penghitungan surat suara di luar negeri sebagaimana beredar lewat broadcast WhatsApp.

"Penghitungan surat suara itu dilakukan nanti pada tanggal 17, mekanisme itu harus tahu. Nanti juga penghitungannya berjenjang. Jadi jangan sampai ada yang ngomong curang, curang, dihitung juga belum. Berjenjang," ujar Jokowi kepada wartawan di Depok, Kamis (11/4/2019).

Jokowi juga mempercayakan pengawasan pada pelaksanaan Pemilu Serentak 2019. Semua 'mata', termasuk masyarakat, ikut mengawasi.

"Kalau ada yang curang, di TPS mana? Kalau ada yang curang, di kecamatan mana? Kalau curang di kabupaten mana? Gampang sekali ngitungnya. Hitungannya berjenjang kok, semua masyarakat, semua anak muda yang memiliki aplikasi bisa dicek itu, bisa ngecek semuanya," papar Jokowi.

"Oleh sebab itu, seluruh rakyat saya ajak untuk melihat TPS, hasilnya dijepret. Jadi kalau nanti ada yang curang gampang carinya," kata Jokowi.

Sebelumnya, KPU sudah menepis broadcast yang berisi hasil pemungutan suara Pilpres 2019 di luar negeri. Menurut KPU, hasil pemungutan suara di luar negeri baru diketahui setelah proses penghitungan suara pada 17 April 2019.

"Hoax, penghitunganya baru dilakukan pada 17 April. Dapat kami pastikan itu hoax, mengapa demikian? Ada early voting atau pemilihan umum di awal waktu. Kalau di dalam negeri 17 April, di luar negeri mulai tanggal 8 hingga 14 April, bisa juga sebelumnya, yaitu pengiriman pos. Itu kegiatan pemungutan suara, perhitungannya 17 April. Bagaimana mungkin, dihitung saja belum, tapi udah muncul?," kata Komisioner KPU Viryan Aziz, Rabu (10/4/2019).

Viryan Aziz mengatakan hanya pemungutan suara yang dilakukan lebih dulu di luar negeri. Sedangkan penghitungan suara tetap dilakukan pada 17 April 2019 di kantor perwakilan luar negeri Indonesia.

(dtc/gus)
 
Top