TANAHDATAR, SUMBAR -- Masyarakat Nagari Sabu Kecamatan Batipuh "baralek gadang" atau pesta besar-besaran. Ditandai dengan dilaksanakan Musyawarah Besar Perdana Sabu Sakato (Sako) di Kantor Kerapatan Adat Nagari setempat, Sabtu (8/6/2019).

Wakil Ketua Panitia Mubes Sako, Zainil Pakiah Sati, dalam laporannya mengatakan, pelaksanaan Mubes bertujuan untuk pembentukan pengurus Sako Nusantara, menyusun AD/ART, program kerja dan memberikan rekomendasi untuk pembangunan nagari.

"Lebih kurang satu tahun yang lalu tepatnya 18 Juni 2018, pihak nagari dan ninik mamak sepakat untuk membentuk wadah perantau Sabu dalam satu organisasi, sehingga koordinasi dan komunikasi lebih mudah," terangnya.

Saat ini sudah ada 15 wilayah Sako yang tersebar di berbagai tempat seperti Jabodetabek, Jambi, Sorolangun, Batam, Pekanbaru, Rengat, Kuansing, Pasaman, Padang dan lainnya. Rencana juga akan dibentuk di Bandung, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

"Semoga mubes ini menjadi titik awal yang baik menjadikan Sako menjadi rumah besar perantau Nagari Sabu yang mempunyai kontribusi bagi warga dan nagari," harapnya.

Walinagari Sabu Omrizal Dt. Sudano sangat mendukung hadir Sako Nusantara. "Terbentuknya wadah perantu Sabu tercantum dalam visi misi saya ketika maju menjadi walinagari. Alhamdulillah keinginan ini terwujud, tentu ini berkat kesamaan visi tokoh masyarakat di rantau dan di nagari serta mendapat dukungan ninik mamak," sebutnya.

Kehadiran Sako, ungkap Omrizal Dt. Sudano sangat diperlukan nagari dan masyarakat. "Kehadiran Sako bisa menguatkan posisi anak kemenakan yang ada di rantau, untuk itu perlu saling mengenal satu sama lain dan lahirkan sifat peduli," pesannya.

Senada dengan itu Ketua KAN Sabu  R. Dt Kayo mengingatkan kehadiran Sako harus bermanfaat bagi perantau. "Sesama anak nagari Sabu di rantau harus senasib seperjuangan, untuk itu perlu dijalin komunikasi yang baik," ucapnya.

"Kami senantiasa mendoakan kesuksesan para perantau dan terjalin kekompakan serta tidak ad perpecahan di antara perantau, di mana tujuan terpenting terbentuknya Sako adalah seiya sekata," sebut R. Dt. Kayo.

Tokoh masyarakat Afriman Dt. Majo Indo dalam sambutan menyebutkan terbentuknya Sako sebagai sejarah besar nagari Sabu.

"Kebersamaan antara pemerintah nagari, masyarakat dan perantau akan mempermudah menyelesaikan masalah serta perlu juga dukungan pemerintah kabupaten. Bak kata pepatah basamo mako manjadi," kata Afriman Dt. Majo Indo yang juga anggota legislatif Tanah Datar.

Bupati Tanah Datar yang diwakili Camat Batipuh Arianto menyampaikan selamat datang perantau Sabu di kampung halaman. "Selamat datang perantau Sabu dari berbagai daerah di kampung halaman, sekaligus selamat Idul Fitri 1440 H," sampai Arianto.

Ditambahkannya, Mubes Perdana Sako Nusantara merupakan momen luar biasa untuk melibatkan perantau dalam memajukan nagari Sabu.

"Hal-hal positif yang ada di rantau kalau memungkinkan diterapkan di nagari Sabu kenapa tidak, yang penting tidak melanggar nilai-nilai yang sudah ada," harapnya.

Arianto juga berharap momentum pulang kampung bisa dijadikan ajang pengenalan adat dan budaya Sabu kepada anak-anak Sabu yang lahir dan besar di rantau. "Perlu dikenalkan dan ditanamkan nilai-nilai luhur adat dan budaya Minangkabau sehingga mereka tidak kehilangan jati sebagai anak nagari," pesannya. 

(rel/wan)
 
Top