JAKARTA -- Omicron rupanya tak cuma menyerang saluran pernapasan, tetapi studi menemukan efek varian ini pada penis. Beberapa pasien pria melaporkan efek Omicron seperti penis menyusut hingga disfungsi ereksi.

Dikutip dari The Sun, beberapa jurnal medis mengungkap penyebab di balik efek Omicron pada penis. Ada empat gejala Omicron di alat vital pria yang perlu diwaspadai seperti berikut.

1. Ereksi lebih lama

Ereksi lebih lama mungkin tampaknya tak menjadi masalah bagi pria. Namun, jika bertahan hingga berjam-jam, ereksi malah bisa menyebabkan kematian jaringan bahkan secara permanen.

Dalam kondisi medis, efek Omicron ereksi berjam-jam ini dinamai dengan priapisme. Gejala priapisme bisa diobati dengan es batu atau membutuhkan obat yang disuntikkan langsung ke penis.

"Beberapa kasus priapismus iskemik telah dipublikasikan, kebanyakan dari mereka mempengaruhi pasien dengan gejala parah yang memerlukan rawat inap dan masuk ICU," kata para dokter.

2. Pembekuan darah di penis

Beberapa orang biasanya mengira COVID-19 Omicron hanya memicu gejala di saluran pernapasan, tetapi tidak dengan Omicron. Bukti menunjukkan Omicron besar kemungkinan memicu kerusakan di pembuluh darah termasuk di penis.

Walhasil, COVID-19 yang memasuki sel-sel endotel pembuluh darah dapat menghentikan kinerja organ-organ di dalam tubuh.

"COVID-19 dapat menyebabkan disfungsi endotel yang meluas pada sistem organ di luar paru-paru dan ginjal, termasuk penis," kata para peneliti di Miami.

Bukan cuma itu loh, efek Omicron pada pria juga bisa meningkatkan risiko darah menggumpal. Jika hal ini terjadi, bukan tidak mungkin muncul kondisi berbahaya lainnya seperti stroke, gagal paru-paru, hingga serangan jantung.

Dokter asal Iran bahkan menyebut hal ini bisa menimbulkan rasa sakit luar biasa pada penis.

3. Disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi bukan kali pertama diingatkan pada risiko COVID-19 Omicron, kejadian ini sudah lebih dulu diwanti-wanti para ahli sejak varian terdahulu muncul. Sudah banyak studi dan riset yang menunjukkan kemungkinan disfungsi ereksi karena COVID-19.

Jika keluhan ini berlangsung dalam jangka panjang, kemungkinan akan mengalami impotensi, saat penis tak mampu mempertahankan ereksi sehingga mengganggu sesi bercinta.

Diutarakan ahli urologi di Klinik Cleveland di Ohio, dr Ryan Berglund, sudah ada pasien yang mengalami hal tersebut.

"Pembuluh darah itu sendiri yang dapat meradang, dapat menyebabkan fenomena obstruktif dan berdampak negatif pada kemampuan ereksi," tuturnya.

4. Penis menyusut

Penis menyusut mungkin menjadi efek Omicron yang paling dikhawatirkan pria. Banyak pria pasalnya terobsesi dengan ukuran penis yang besar.

Sementara riset yang dilakukan University College London, menemukan 200 dari 3.400 orang mengalami gejala COVID-19 langka ini, seperti penis menyusut atau mengecil.

"Hampir lima persen pria mengalami penurunan ukuran testis/penis," tulis temuan yang dipublikasikan di Lancet's EClinicalMedicine.

Serupa, dr Ashley Winter, seorang ahli urologi di Portland, menyebut penyusutan penis bisa disebabkan karena disfungsi ereksi, yang juga menjadi salah satu efek Omicron.

"Memang benar bahwa memiliki disfungsi ereksi menyebabkan pemendekan," katanya.

"Anda memiliki periode waktu di mana penis tidak meregang dengan sendirinya, di mana tidak, Anda tahu, mendapatkan semua darah penuh ke dalamnya, dan itu dapat menyebabkan jaringan parut pada penis dan pemendekan penis," lanjutnya.

#dtc/bin

 




 
Top