PADANG -- Universitas Andalas (Unand) harus ambil bagian pencerdasan masyarakat di ring of fire, menghadapi bencana dan menguatkan tingkat kewaspadaannya tentang kebencanaan.

Wakil Rektor 3 Unand Ir. Insannul Kamil, M.Eng, Ph.D menekankan hal tersebut dalam kegiatan Focus Group Discusion (FGD) yang dilaksanakan Fakultas Teknik dan Ketua Jurusan (Kajur) Teknik Sipil Unand di kampus Limau Manih, Jumat (25/3/2022) sore. 

FGD bertemakan "Satu Bulan Pascagempa, Seberapa Tanggap Kita?" ini bertepatan satu bulan pasca gempa yang melanda Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) dan Pasaman satu bulan lalu.

Dalam pengamatannya, akademisi yang akrab disapa "Nanuk" itu menyebutkan, masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana tak punya modal pengetahuan tentang kebencanaan, akibatnya kewaspadaan tidak kuat.

"Nah disinilah Teknik Sipil Unand harus ambil peran dalam hal penguatan kewaspadaan tentang kebencanaan seperti bencana gempa yang terjadi di Pasaman Barat (Pasbar) dan Pasaman, dan totalitas melakukan pemulihan dampak gempa di daerah tersebut," ujarnya. 

Lebih lanjut pada FGD yang dipandu Ilhamsyah Mirman ini, Insannul Kamil menerangkan, sebetulnya tidak terlalu lama memulihkan dampak gempa.

"Itu karena kita (Unand-red) punya semangat gotong royong dan kolaborasi, dan Unand siap berkontribusi. Pada masa pascagempa kemarin, kepedulian Unand total, mulai reaksi cepat tim medis, lalu ada Pusat Studi Bencana Unand dan mengerakkan mahasiswa menjadi relawan termasuk trauma healing," ujarnya.

Terakhir, ia berharap, edukasi masyarakat soal bencana dilakukan secara berkesinambungan dan Unand harus mengambil peran di sana untuk pencerdasan masyarakat di daerah rawan gempa serta menguatkan tingkat kewaspadaan masyarakat akan bencana gempa tersebut.

#ede

 




 
Top