JAMBI -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno kecewa ketika mengetahui adanya aktivitas tambang di kawasan Candi Muaro Jambi. Kegiatan dimaksud adalah industri stockpile tambang batu bara.

Ia tak ingin kawasan wisata yang nantinya akan menjadi pusat perekonomian Jambi itu dirusak oleh kegiatan tambang.

"Gini ya, saya ingin sampaikan ya bahwa tambang itu adalah energi fosil yang nantinya bisa habis. Sedangkan di Candi itu tempat lokasi bersejarah dan juga lokasi pariwisata yang dapat meningkatkan ekonomi," kata Sandiaga Uno saat berada di Rumah Dinas Gubernur Jambi, Kamis (3/3/2022).

Sandi juga menyebutkan bahwa di lokasi Candi Muaro Jambi itu kini masyarakat setempat juga sedang berproses untuk terus berbenah dalam peningkatan pariwisata disana. Tentunya jika pariwisata itu akan terus ditingkatkan, maka bisa menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat.

"Pariwisata saat ini adalah ekonomi kekinian, ekonomi kreatif yang berbasis imajinasi, sejarah dan inovatif oleh karena itu ini akan terus menerus akan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat. Jika itu terus disosialisasikan dan edukasi, dan nanti di kawasan Candi Muaro Jambi digelar event-event berkualitas internasional dan restorasi, seperti restorasi di Candi Barobudur saya yakin di kawasan Candi Muaro Jambi akan menjadi peningkatan ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat banyak," ujar Sandi.

Stockpile batu bara di kawasan Candi Muaro Jambi itu juga diketahui beraktivitas sudah cukup lama. Hampir 10 tahun tumpukan batu bara yang didatangkan dari sejumlah daerah itu ditempatkan di kawasan Cagar Budaya tersebut.

Padahal, Candi Muaro Jambi merupakan bangunan peninggalan sejarah yang mesti dijaga dan dilestarikan. Apalagi, di lokasi Candi Muaro Jambi itu juga menjadi pusat pendidikan bagi agama Buddha sejak abad ke 8 hingga abad ke 13. Bahkan, kawasan Candi Muaro Jambi ini juga merupakan kawasan terluas di Indonesia hingga se-Asia Tenggara.

Akan tetapi, jika lokasi stockpile batu bara itu tidak segera dipindahkan, maka kawasan cagar budaya nasional itu bisa menjadi ancaman kerusakan bagi situs bangunan candi-candi yang memiliki nilai sejarahnya.

"Ya ini sudah kita tindaklanjuti, jadi ada dari orang nya pak Luhut kemarin waktu ke sini dengan kita kelapangan, kita menghitung hari ini berapa jumlah stockpile yang beroperasi di sekitaran kawasan candi itu, nah semua stockpile ini kita akan pindahkan nanti, ke tempat lain yang kan banyak yang luas tanah yang ada di sekitaran sungai Batanghari itu kan. Intinya adalah sepanjang ini untuk kepentingan masyarakat banyak dan bangsa Candi Muaro Jambi ini maka saya kira stockpile itu harus segera dipindahkan nanti," kata Gubernur Jambi, Al Haris.

Al Haris nantinya juga akan memanggil para pengusaha tambang batu bara itu untuk dikumpulkan untuk membahas masalah stockpile tersebut. Sebagai orang nomor satu di Jambi, Al Haris juga nanti akan berupaya semaksimal mungkin agar kawasan Candi Muaro Jambi yang memiliki luas 3.981 hektare itu akan terjaga baik.

"Insya Allah semoga mereka semua pengusaha itu bersedia, kalau perintah Gubernur, maka saya rasa para pengusaha itu bersedia dipindahkan. Dan saya yakin para pengusaha itu akan mengerti itu semua," ujar Haris.

Diketahui, selain merupakan kawasan cagar budaya yang memiliki banyak nilai sejarah, kawasan Candi Muaro Jambi itu juga sudah menjadi tempat objek wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Di lokasi candi itu juga memiliki desa wisata yang saat ini sedang tengah bersaing untuk dapat masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

#dtc/bin





 
Top