f: dok.majalahintrust
PADANG -- Diduga dipicu masalah dana hibah sebesar Rp10 miliar, dua oknum pejabat olahraga Provinsi Sumatera Barat terlibat adu jotos. Insiden memalukan ini berlangsung di hadapan Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, di tengah prosesi pelepasan kontingen Tuah Sakato menuju Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) X di Provinsi Bengkulu oleh wagub di aula kantor Gubernur Sumbar, Jumat (25/10/2019) malam.

Dua oknum pejabat yang terlibat adu jotos malam itu, masing-masing Rasydi Sumetri alias "Memet", Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Kabid Olahraga Dispora) Sumbar dan Fazril Ale alias "Ale", Wakil Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (Waketum KONI) Sumbar. 

Menyaksikan perkelahian tersebut, Wagub Nasrul Abut berikut sejumlah tokoh olahraga Sumbar langsung berinisiatif melerai. 

Informasi yang berhasil dihimpun media ini menyebutkan, perkelahian antara dua oknum pejabat olahraga Sumbar itu berawal ketika Memet menghampiri Ale yang tengah duduk bersama pengurus KONI Sumbar lainnya. Sembari menepuk-nepuk pundak Ale, yang sempat membuat Waketum KONI Sumbar itu meringis menahan sakit, Kabid Olahraga Dispora Sumbar itu berucap dalam bahasa Minang,” indak ado ambo manahan dana KONI doh,”.

Karena merasa kesakitan, Ale reflek menyikut perut Memet yang berdiri menyamping. Sekonyong-konyong, perkelahian antara dua pria yang sama-sama menguasai ilmu beladiri itu tak terelakkan. Celakanya, adegan itu disaksikan Wagub Nasrul Abit yang kala itu tengah foto bersama para atlet. Adu jotos antara Memet dan Ale sontak menarik perhatian ratusan atlet dan undangan yang memenuhi aula kantor Gubernur Sumbar.

Setelah dua pria yang tengah dikuasai emosi itu dipisahkan, tampak hidung Kabid Olahraga Dispora mengeluarkan darah yang kemudian ia bersihkan dengan tisu.

"Hidung saya berdarah, saya akan laporkan ke polisi,” ucap Memet dengan  suara bergetar. Sejurus kemudian, Wagub Sumbar menghampiri Memet seraya menenangkan anak buahnya itu agar tidak emosi. 

“Saya minta masalah ini sudah selesai jangan diperpanjang lagi,” pinta Nasrul Abit. Kemudian, Wagub Sumbar berjalan beriringan dengan Memet dan Ale, minta kedua belah pihak berdamai.  

Sebelum insiden adu jotos berlangsung, Ketua KONI Sumbar Syaiful, dalam sambutannya melaporkan bahwa kondisi atlet siap tempur pada Porwil Bengkulu. "Meski dalam keadaan sulit, belum cairnya anggaran namun, semangat juang atlet Sumbar tidak luntur mengharumkan nama daerahnya," ungkap Syaiful, seperti dilansir Sumbarpost.com. 

Kemudian, Syaiful membandingkan dua Porwil terdahulu, Pada Porwil di Pulau Batam, kontingen Sumbar dibantu APBD sebanyak Rp 23 Miliar. Sedangkan Porwil Bangka Belitung diberi Rp 20 Miliar dengan prestasi ranking 4.

"Sekarang Alhamdullilah kita dibantu APBD Rp 15 miliar. Meski jauh kecil dibandingkan Porwil sebelumnya, namun target Sumbar ranking tiga. Kita berangkat lewat jalan darat dengan jumlah atlet 165 orang,” urai Syaiful, disambut tepuk tangan semua atlet.

Kesempatan itu juga dimanfaatkan Ketua KONI Sumbar untuk curhat. Katanya, sampai sekarang biaya untuk atlet belum cair sepersen pun. Sementara, waktu sudah mepet dan pihak pantia PB Porwil sudah menagih biaya kontingen Sumbar dengan jatuh tempo hari ini (Jumat, 25/10/2019-red).

"Semua persyaratan sudah lengkap, kenapa dipersulit juga pencairan dana tersebut? Saya sudah bikin dua bulan lalu rencana anggaran biaya (RAB) serta surat-surat lainnya. Tapi dipersulit juga, sedangkan atlet mau bertanding,” keluhnya.

Rupanya, belum cairnya dana keberangkatan kontingen Sumbar itu tidak diketahui oleh wagub. Dalam sambutanya, Nasrul Abit memerintahkan supaya Dispora Sumbar segara mencairkan anggaran tersebut pada hari Senin tanggal 28 Oktober 2019. "Saya baru tahu sore tadi kalau dana untuk kontingen Sumbar belum cair,” ungkapnya.

Atas kondisi tersebut, lanjut wagub, Pemprov Sumbar merasa malu. Apalagi diperoleh informasi, KONI Sumbar sempat hutang sana sini demi memberangkatkan atletnya ke Porwil Bengkulu. 

"Jika batal berangkat Porwil kemana harga diri Sumatera Barat akan disembunyikan? Jadi saya minta kepada Dispora Sumbar agar Senin besok mencairkan anggaran, karena ini menyangkut harga diri,” tegas Nasrul Abit.

Berdasarkan rekaman video yang tersebar dan sempat viral di media sosial (medsos), terlihat Kabid Olahraga Dispora Sumbar, Rasydi Sumetri alias Memet dengan stelan  jas hitam dipegang oleh beberapa orang. Orang-orang di sekitarnya terlihat mencoba untuk meredam suasana dan melerai perkelahian antara dirinya dengan Fazril Ale alias Ale.  Memet dalam video itu menegaskan bahwa ia tidak ingin menghalang-halangi KONI Sumbar.

"Saya tidak menghalang-halangi KONI," ujarnya.

Wagub Nasrul Abit yang ikut menyaksikan perkelahian dua oknum pejabat olahraga Sumbar malam itu cepat tanggap, ia langsung berinisiatif mendinginkan situasi.

"Sudah, sudah, sudah, jangan ada lagi keributan, mari kita saling menghargai, masa kita seperti ini," ujar mantan Bupati Pesisir Selatan tersebut.


Bustavidia: Dispora Sumbar tunggu kesesuaian RAB

Kepala Dispora Sumbar, Bustavidia, kepada awak media yang menghubunginya, menyatakan, saat kejadian dirinya sedang berada di Jakarta, menjalankan tugas dari Wagub Sumbar. Disebutkan Bustavidia, Rasydi Sumetri merupakan ketua Tim Verifikasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) KONI Sumbar dari Dispora Sumbar. Berdasarkan laporan yang diperoleh, penyebab keributan itu karena masalah dana hibah untuk KONI Sumbar. Dana hibah itu diajukan KONI ke Dispora Sumbar, kemudian diteruskan ke gubernur.

"Dana itu diverifikasi oleh Dispora, dari dana itu kita lihat apa yang layak dan patut diberikan," jelasnya.

Bustavidia juga mengatakan dana hibah sudah diajukan oleh KONI dalam rapat pada 24 Oktober lalu. Hasil rapat itu, ditemukan banyak dana yang tidak layak diberikan. Sehingga, Dispora belum mau memberikannya.

"Contoh, dana untuk hadiah pemain, itu kan urusan pemerintah, gubernur, bukan KONI yang bayarkan, itu sudah dicoret," jelasnya.

Namun, KONI terus mendesak agar segera dicairkan dananya. Sementara, berdasarkan peraturan, Dispora harus menunggu kesesuaian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan rekomendasi KONI, sehingga dana bisa dicairkan. Kalau mencairkan sembarangan, Dispora bisa melanggar aturan.

"Tambah lagi, dua hari yang lalu, teman-teman ini ditanyakan oleh pihak Tipikor soal dana hibah 2017-2018, jadi kawan-kawan tentu sangat hati-hati sekali. Tidak ada masalah sebenarnya, berlanjut hari Jumat, KONI mendesak juga agar dicairkan Rp 2 miliar saja dulu, lalu tambahannya baru diperbaiki RAB, kawan-kawan tentu tidak mau, soalnya yang bertanggung jawab kan DisporaItu untuk mencegah adanya peluang korupsi," ujarnya.

Selain itu, berdasarkan instruksi dari wagub Sumbar, Diapora juga meminta KONI Sumbar segera memperbaiki laporan RAB nya. Sehingga dananya bisa dicairkan segera. Dana yang akan diberikan, kata Bustavidia, sesuai dengan permintaan KONI Sumbar, sebanyak Rp 10 miliar. Dana tersebut bisa dicairkan, jika RAB KONI diselesaikan.

"Kemarin sudah setuju KONI akan memperbaikinya, tapi tahu-tahu malam tadi sudah ribut saja," ucap Bustavidia. 

(sbp/ptn/irs)
 
Top