PADANG -- Sebanyak 38 dari 100.000 perempuan Indonesia berpotensi terhadap insiden kanker payudara. Untuk skala dunia, kanker jenis ini merupakan yang tertinggi diidap kaum perempuan. Tatkala memasuki stadium lanjut, kanker ini memang sulit disembuhkan. Namun sebaliknya, jika ditemukan pada stadium awal, harapan sembuh bagi penderita kanker payudara cukup besar. Bahkan ada penderita yang bisa pulih 100 persen.

"Sebenarnya, stigma bahwa kanker payudara adalah penyakit yang tak bisa disembuhkan bisa ditepis jika ada upaya deteksi dini. Dimulai dari gerakan SADARI atau periksa payudara sendiri," ujar Co. Founder Lovepink, Shanti Persada, dalam press conference terbatas dengan beberapa mass media di Padang, bertempat di salah satu kafe di jalan Olo Ladang, Padang, Jumat (25/10/2019) sore.

Selain ekspos rencana penyelenggaraan "Padang Pink Walk" atau jalan santai dengan stelan serba pink yang sedianya dimulai dan berakhir di Puruih Pantai Padang pada hari Minggu (27/10/2019) pagi, Shanti beserta sejumlah rekan sesama penyintas kanker payudara yang hadir sore itu juga membuka sesi diskusi dan tanya jawab seputar kanker payudara dan kegiatan Lovepink sebagai organisasi nirlaba yang fokus pada kegiatan edukasi, motivasi dan pendampingan bagi penderita kanker, khususnya kanker payudara dan serviks. Turut mendampingi Shanti, Ina Sumantri dan Trie Detami Wibisono, Ketua dan Wakil Ketua Yayasan Daya Dara Indonesia, yaitu yayasan yang menaungi Lovepink Indonesia. 

Data Global Cancer Observatory 2018 dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah kanker payudara, sementara kanker serviks (leher rahim) berada di urutan kedua.

Berita Terkait: ... Lovepink Ajak Masyarakat Ikuti "Padang Pink Walk"

Shanti lebih lanjut menjelaskan bahwa kesadaran deteksi dini kanker payudara melalui gerakan SADARI menjadi fokus perhatian Lovepink sejak organisasi ini berdiri pada 2014 lalu. Apalagi satu dari delapan wanita Indonesia memiliki risiko terkena kanker payudara yang tergolong dapat diobati apabila terdeteksi saat stadium awal.

"Sudah seharusnya kita meningkatkan pemahaman pentingnya mencegah dan melakukan deteksi dini kanker payudara secara regular untuk menghindari dari pengobatan tahap lanjut yang akan sangat menguras fisik dan mental penderita dan keluarganya. Belum lagi mahalnya biaya berobat yang harus ditanggung," paparnya.

Tentang Pink Walk di Padang, Shanti menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan agenda rutin tahunan dan diselenggarakan dalam rangka memperingati bulan kanker payudara. Pada moment tersebut Lovepink ingin mengajak warga Padang meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kanker payudara.

"Padang Pink Walk akan diikuti oleh para penyintas kanker payudara, kerabat dan sahabat dimulai dan berakhir di Puruih Pantai Padang," papar aktivis sosial berdarah Minang tersebut. 

Lovepink juga mengundang masyarakat untuk mengajak keluarga bergabung merayakan anugerah kehidupan bersama partisipan.

“Padang Pink Walk adalah acara tahunan yang digelar setiap bulan Oktober, saat dunia merayakan perjuangan para warrior dan survivor mengubah stigma kanker payudara," ulasnya lagi. 

Ia juga mengungkapkan bahwa Pink Walk tahun ini semakin spesial karena bersamaan dengan perayaan lima tahun berdirinya organisasi Lovepink.

"Bersama kerabat dan keluarga, kami mengajak masyarakat luas untuk memahami kanker payudara dan Bersama-sama mengedukasi diri untuk menekan jumlah penderita kanker payudara stadium lanjut melalui kesadaran deteksi dini,” kata dia.

PadangPink Walk akan berlangsung di Panggung Wisata Puruih Pantai Padang, Minggu (27/10/2019), dimulai pada pukul 06.00 WIB dan mengambil rute sepanjang Pantai Padang sejauh tiga kilometer .

Setelah berjalan bersama, masyarakat bisa beraktivitas Zumba, berbagai permainan seru, pemilihan kostum pink terbaik, dan kontes foto Instagram paling keren .

(ede)
 
Top