BANDUNG -- Universitas Islam Bandung atau Unisba melantik 1.757 orang lulusan dari program Doktor, Magister, Profesi dan Sarjana gelombang II tahun akademik 2021-2022 yang dibagi dalam empat sesi pelantikan yakni Sabtu-Minggu (27-28/03/2022). Setiap dua sesi dilaksanakan dalam satu hari. Pelantikan secara luring dilaksanakan di Aula Unisba, sedangkan daring melalu Zoom Meeting.

Wisudawan terdiri dari Doktor (20 wisudawan), Magister (135 wisudawan), Profesi (176 wisudawan) dan Sarjana (1.426 wisudawan).

Antusiasme para wisudawan sangat tinggi mengikuti wisuda secara offline. Tercatat 1.496 wisudawan atau lebih dari 90% wisudawan mengikuti offline, sedangkan 261 wisudawan lainnya yang mengikuti secara online.

Meski hybrid, pelaksanaan wisuda dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, serta telah memperoleh izin dari Satgas Covid-19 baik ditingkat Kecamatan maupun Kota Bandung. Para wisudawan maupun pendamping yang hadir secara luring diharuskan sudah melakukan vaksinasi minimal dua kali dan dalam keadaan sehat. Bagi yang komorbid, diharuskan melampirkan surat keterangan dari dokter.

Prosesi wisuda ini dipimpin langsung oleh Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H.

Rektor mengatakan, keberhasilan menjadi sarjana bukanlah akhir dari perjalanan karena di depan membentang berbagai kesempatan, peluang dan tantangan.

Semangat 3M

“Pilihan untuk menghadapinya sudah sepenuhnya terletak pada diri sendiri. Tunjukkan arah masa depan dengan penuh percaya diri, karena masih banyak yang harus dikerjakan. Tantangan ke depan yang harus dihadapi bukan semakin ringan. Apa yang anda pelajari di kampus merupakan modal awal untuk terus berkembang. Dengan semangat mujahid, mujtahid dan mujaddid (3M) telah terbuka pintu untuk berhidmat di masyarakat. Anda adalah manusia yang lebih siap membuat jejak yang baik dan meninggalkan dampak,” ujarnya.

Rektor berharap, dengan semangat 3M juga dapat membuka peluang kerja dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.

Dalam mencapai cita-cita Rektor berpesan, agar selalu dibarengi dengan sifat yang ikhlas, istiqomah dan selalu meningkatkan keimanan. 

“Renungkanlah nasihat lukmanul hakim kepada anaknya: wahai anakku sesungguhnya dunia ini laksana lautan yang dalam dan telah banyak manusia tenggelam di dalamnya, jadikanlah taqwa kepada Allah SWT sebagai kapal untuk mengarunginya, iman sebagai muatannya, tawakal sebagai layarnya, niscaya engkau akan selamat sampai tujuan,” terangnya.

“Pesan moralnya adalah jadilah anda sebagai cendekiawan yang tidak hanya mumpuni dalam disiplin ilmu pilihannya, tetapi juga harus sensitif dengan masalah lingkungannya. Jadilah manusia yang selalu mengembangkan diri, menajamkan kemampuan analisis,” jelasnya.

Menurutnya, Unisba telah memberikan bekal  kepada wisudawan dalam mengembangkan potensi kemanusiaan melalui berbagai kegiatan ekstra seperti taaruf, latihan kepemimpinan, pesantren mahasiswa, pesantren sarjana dan pesantren dokter serta beragam kegiatan lainnya yang bertujuan untuk pengembangan diri, bakat dan minat, termasuk kegiatan di ormawa.

“Untuk itu tetaplah menjadi orang yang tawadu/rendah hati, karena sesungguhnya tak seorang pun di dunia ini yang berhak menepuk dada. Dari tukang cilor sampai doktor, dari masinis sampai dokter spesialis, dari pembuat batagor sampai professor, dari nelayan sampai dekan, dari mandor sampai rektor. Semuanya tidak mempunyai legitimasi untuk menjadi sombong. Sombong tidak ada dalam kamus seorang pembelajar sejati sebab kesombongan hanya akan menutup pintu peningkatan kualitas diri. Kita harus terbiasa menerima masukan dari banyak sumber pembelajaran,” tuturnya.

Rektor pun berpesan untuk selalu mendoakan orang tua dengan doa terbaik. ”Sayangilah mereka, janganlah terbersit dalam diri kita rasa jengkel apalagi marah kepada ibu kita. Karena ibu adalah keramat dan surga dunia,” ucapnya.

Pada kesempatan ini, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wil. IV Jawa Barat & Banten, Dr. M. Samsuri, S.Pd., MT.,  turut hadir memberikan sambutan. Ia mengatakan, tingkat kesuksesan seseorang tidak diukur dengan banyaknya gelar atau koleksi toga, serta kekayaan dan tingginya jabatan yang dimiliki, akan tetapi kesuksesan yang sebenarnya adalah apabila hidup dan khidmat kepada masyarakat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk sesama.

“Artinya  tingkat kesuksesan  adalah memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk sesama, maka setidaknya harus menekankan itu untuk menjadi orang yang terus menerus berkhidmat dan berkontribusi kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia berpesan kepada wisudawan agar bisa menjadi orang yang berkontribusi penuh kepada masyarakat dengan menerapkan beberapa hal dalam kehidupan, seperti terus menerus belajar sepanjang hayat, memberikan manfaat kepada masyarakat dengan menjadi orang yang selalu beride, berkreatifitas dan berinovasi ditengah masyarakat,  menjalani  hidup dengan terus bergairah dan selalu optimis, serta berjalan ditengah-tengah masyarakat dan kampus kehidupan dengan akhlakul karimah.

Pada wisuda kali ini, lulusan terbaik dengan IPK tertinggi diraih oleh Ranty Julianti Azizah dari Prodi Statistika FMIPA dengan IPK 3,96, sedangkan lulusan tercepat adalah Meta Rianty dari Prodi Manajemen FEB dalam waktu 3 tahun 11 bulan 26 hari, disamping itu lulusan termuda yaitu Malisya Desilian Triningrum dari Fakultas Kedokteran dalam usia 20 tahun 8 bulan 8 hari.

###






 
Top