MENTAWAI, SUMBAR -- Data surveilans yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kepulauan Mentawai sepanjang Juli 2019, ada sebanyak 12 pasien yang dirawat di RSUD Mentawai karena terserang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Tiodora Munthe, Kasi Kebidanan pada RSUD Mentawai mengatakan dari 12 pasien yang dirawat di RSUD tersebut sebagian sudah pulang. “Sementara 1 orang masih dirawat di RSUD Mentawai,” ungkapnya, Kamis (1/8/2019).

Tiodara mengatakan penyakit DBD bisa dicegah hanya dengan membiasakan pola hidup sehat atau tindakan preventif suatu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadi seperti menjaga kesehatan lingkungan.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Lahmuddin Siregar, mengatakan, penyakit DBD menjadi perhatian khusus, namun untuk mencegah itu masyarakat harus menjaga pola hidup sehat.

Menjaga pola hidup sehat yang dimaksd Lahmuddin dengan menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat bersama pemerintah setempat bisa melakukan pencegahan dengan gotong royong, membasmi tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk.

“Tidak mungkin juga petugas kesehatan yang langsung membersihkan selokan, sampah di sekitar rumah masyarakat, jadi pola hidup sehat memang sangat penting,” kata Lahmuddin, seperti dilansir dari www.mentawaikita.com, Rabu (31/7/2019).

Kata Lahmuddin, penyemprotan dengan fogging memang salah satu cara untuk membasmi tempat-tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk namun. “Tetapi itu justru tindakan terakhir yang bisa kita lakukan, dan tindakan itu justru membuat kebal nyamuk,”katanya.

Mengait salah satu tenaga kesehatan yang meninggal di Siberut, diduga disebabkan karena DBD, Lahmuddin tidak bisa menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah karena DBD.  “Bisa karena faktor lain, kita bisa sebut Suspect DBD, artinya belum tentu positif kasus DBD,” kata Lahmuddin.

“Untuk menguji gejala positif DBD harus ada alat yang bisa mendeteksi, gejala-gejala DBD juga ada yang sama dengan penyakit lain seperti tipus,” katanya lagi

(mtk/ede)
 
Top