JAKARTA -- Partai Golkar dan Partai Demokrat terbuka berkoalisi dengan PKS di Pilpres 2024 dengan koalisi religius-nasionalis. Terbetik pertanyaan, siapa pasangan capres-cawapres terkuat jika koalisi ini terbentuk?

Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai, Demokrat dan PKS punya banyak kesamaan nasib politik, kedua partai solid dukung SBY dua periode. Di era Presiden Jokowi, kedua parpol kompak di luar pemerintahan di saat Gerindra dan PAN masuk koalisi Jokowi.

Koalisi Murah Meriah

"Bagi Demokrat, posisi PKS seksi. Bukan hanya karena nasibnya hampir sama, tapi berkoalisi dengan PKS itu 'murah meriah' dengan militansi kader yang sudah teruji. Variabel ini makin menambah kemungkinan Demokrat dan PKS akan berkoalisi di Pemilu 2024 nanti," kata Adi kepada awak media di Jakarta, Jumat (14/1/2022).

Koalisi PKS, Golkar dan Demokrat dinilai sangat mungkin terjadi. Adi Prayitno menilai wacana memasangkan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dengan Anies Baswedan ataupun Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono pun menguat.

"Sangat mungkin tiga partai ini bikin poros tersendiri, karena Golkar sangat terlihat ambisius majukan Airlangga di pilpres dan butuh banyak partai koalisi untuk maju," ujar Adi.

"Apalagi, pada saat bersamaan sejumlah elite Golkar sering melontarkan isu soal kemungkinan Airlangga duet dengan Anies, yang notabenenya dekat PKS, juga mewacanakan duet Airlangga-AHY. Jadi, kemungkinannya 100 persen ketiga partai bisa bikin poros baru di luar PDIP dan Gerindra," lanjutnya.

PDIP dan Gerindra Tak Lirik Airlangga

Adi Prayitno menilai PDIP dan Gerindra tak terlampau melirik Airlangga untuk diduetkan dengan Prabowo atau Puan Maharani. Sehingga, dinilai tak ada pilihan lain bagi Golkar jika ingin tetap majukan Airlangga harus bikin poros sendiri.

Sementara itu, jika poros Golkar-PKS-Demokrat terbentuk, Adi menilai paslon kuat adalah Anies-Airlangga. Pasangan ini, Anies sebagai capres dan Airlangga sebagai cawapres.

"Kalau dirangking yang terlihat Airlangga lebih kuat dengan Anies ketimbang AHY. Dengan satu catatan, Anies capresnya, bukan cawapres. Kalau AH (Airlangga) capres dan Anies cawapres agak susah mendorongnya," ucap Adi.

"Problemnya, Airlangga mau tidak ngasih posisi capres ke Anies yang tak punya tiket partai?" tegas Adi.

Selain itu, Adi juga memberikan catatan apakah Anies bisa pertahankan elektabilitasnya setelah tak jadi gubernur? Tanpa itu semua, menurut Adi, Anies selesai tahun ini karena akan banyak figur lain yang bermunculan.

#dtc/bin




 
Top