TANAHDATAR, SUMBAR -- Penguatan dan Penyuluhan Moderasi Beragama terus dilakukan jajaran Kementerian Agama (Kemenag) se Indonesia. Sebagai program super prioritas, moderasi beragama sudah termaktub dalam Perpres 18 tahun 2020 tentang Rencana Program Jangka Menengah Nasioal (RPJMN) 2020-2024.

Kemenag RI juga sudah  melakukan kerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Menyikapi hal itu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatra Barat (Kanwil Kemenag Sumbar) melakukan Penyuluhan Moderasi Beragama bagi Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabin Kamtibmas) dan Penyuluh Agama Islam se Sumbar.

Sebelumnya penguatan moderasi beragama juga dilakukan kepada ASN, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat serta Tokoh Pemuda. Untuk penyuluhan moderasi beragama bagi Bhabin Kamtibmas dan Penyuluh Agama Islam ini, Subbag Ortala KUB Kanwil Kemenag Sumbar menghadirkan 120 peserta.

Kegiatan dibuka Kepala Kanwil Kemenag Sumbar, H. Helmi didampingi Kepala Kankemeng Tanah Datar, H. Syahrul dan Kasubbag Ortala KUB Fauqa Nuri Ichsan, Senin (13/12/2021) di Emersia Hotel.

Turut Hadir Kasubbag TU, Yusmarli, infrastruktur serta fasilitator yang berasal Tim Pokja Moderasi Beragama RI.

Sementara itu, Kakanwil Doktor Helmi memberikan apresiasi yang tinggi kepada jajaran Polda Sumbar yang telah menghadirkan Bhabin Kamtibmas untuk menerima penyuluhan moderasi beragama. Di tengah kesibukan program vaksinasi bhabin masih bisa meluangkan waktu mengikuti kegiatan ini, ungkap Helmi.

Salam ta'zim juga disampaikan kakanwil kepada penyuluh agama Islam yang telah berjuang menegakkan amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat. "Apalagi bapak dan ibu penyuluh agama juga berjuang dan berdakwah di tengah zaman yang luar biasa besar tantangannya," ungkapnya.

Kakanwil juga berpesan kepada seluruh penyuluh agama agar menjadi role model (teladan) dan penggerak moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat. Karena penyuluh agama Islam merupakan ujung tombak Kemenag RI yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Dikatakan kakanwil, Indonesia terdiri 17 ribu pulau, 1.430 suku bangsa  dan berbagai agama. Ada 6 agama yang tercatat di administrasi negara namun semua itu disatukan oleh bangsa Indonesia, NKRI.

"Saat ini Pemerintah Indonesia sedang menggalakkan moderasi beragama bahkan sudah menjadi program prioritas. Moderasi beragama bukan hanya untuk agama Islam tetapi untuk seluruh agama," tutur Kakanwil di hadapan Bhabin Khamtibmas dan Penyuluh.

Dikatakan Kakanwil moderasi beragama muncul karena adanya respon terhadap gejala, prilaku masyarakat terhadap pemahaman agama selama kurun waktu 10, 20 tahun terakhir. Adanya pengamalan agama yang tidak dibarengi dengan nilai nilai kebangsaan, ekstrem dan intoleran.

"Dia mengaku mengamalkan ajaran agama tapi mengindahkan nilai-nilai kebangsaan. Adanya klaim kebenaran sepihak dengan menyalahkan kelompok lain yang tidak sepaham dengannya. Dia merasa bahwa dia saja yang benar," tukas Kakanwil.

Pada kesempatan itu, Doktor Helmi menyampaikan ada empat indikator moderasi beragama. Pertama, Komitmen kebangsaan. Kedua Tasamuh, atau  toleransi.

Ketiga tidak melakukan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Keempat, menghargai kearifan dan budaya lokal.

Sebelumnya Kasubbag Ortala dan KUB, Fauqa Nuri Ichsan mengatakan penyuluhan berlangsung selama 4 (empat) hari dari tanggal 13 sd 16. Adapun tujuannya menyadari pentingnya moderasi beragama sebagai strategi untuk mengelola kehidupan keberagamaan yang berkontribusi secara positif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya kata Fuaqa membangun kesadaran untuk merespon situasi keberagamaan di Indonesia saat ini serta memberikan wawasan tentang pentingnya memiliki sifat dan sikap yang moderat dalam melaksanakan pengabdian ditengah masyarakat yang beragam,” ungkap Fauqa.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Marzuki Wahid dan Tim Pokja moderasi beragama RI. Ketua FKUB Sumbar, Prof. Dr. H. Duski Samad, MA, Kakanwil Kemenag Sumbar dan Kepala Bagian Tata Usaha.

#rel/sz2




 
Top