PADANG -- Sejak beberapa hari ini suhu panas ekstrem melanda Padang Sumatera Barat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau mengungkapkan, suhu panas di Padang disebabkan karena tidak adanya pertumbuhan awan sehingga menyebabkan suhu udara terasa lebih panas dari biasanya.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha mengatakan, saat ini rata-rata suhu udara di Padang mencapai 32,4 derajat celsius di siang hari.

"Suhu udara di Sumbar sebetulnya masih normal. Namun hawa panas yang dirasakan disebabkan karena tidak adanya pertumbuhan awan," terangnya dalam siaran pers yang diterima awak media di Padang, Jumat (21/2/2020).

Menurut Yudha, hal itu disebabkan karena tekanan udara yang rendah menarik masa udara basah di beberapa daerah sekitarnya seperti di beberapa wilayah di Sumbar.

"Sehingga suhu udara di beberapa wilayah di Sumbar terasa panas, khususnya di Padang karena tidak terdapat pertumbuhan awan," katanya.

Ia memperkirakan peningkatan suhu di wilayah Sumbar tersebut akan terjadi hingga tiga hari ke depan.

"Mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu, kita mengimbau pada masyarakat agar selalu menjaga kesehatan dan perbanyak meminum air putih untuk menghindari dehidrasi," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan selain panas terik, kondisi cuaca di Padang juga disertai angin kencang dengan kecepatan mencapai 20 km/jam.

"Hal itu disebabkan pada pagi hari terdapat perbedaan tekanan antara kondisi di perbukitan dengan dataran rendah. Sehingga menyebabkan kondisi angin semakin kencang yang diperkirakan sampai tiga hari ke depan," ungkapnya.

Menurut Yudha, dampak yang ditimbulkan angin kencang di Padang adalah pohon tumbang.

Untuk itu ia mengimbau masyarakat harus waspada misalnya saat akan parkir kendaraan jangan di samping pohon yang berpotensi tumbang karena bisa menimpa kendaraan.

"Daerah yang sering terjadi angin kencang di Padang yaitu Belimbing, Kuranji dan beberapa daerah lainnya," ungkap Yudha.

(rel/oel)


 
Top