TUNTUTAN wisatawan ke depannya adalah wisata yang mudah, murah, cepat dan memuaskan. Sehingga, wisatawan menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan sebuah destinasi pariwisata di daerah.

"Karena itu kita harus sadar pentingnya pelayanan service excellent dalam melayani wisatawan. Destinasi yang bagus adalah destinasi yang lengkap mulai dari atraksi alam, budaya dan buatan," papar Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Lokot Ahmad Enda, dalam Rapat Koordinasi Dalam Rangka Pemberian Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area II di Provinsi Sumbar di Rocky Hotel, Padang, Rabu (13/2/2019) lalu. 

Rakor hari itu dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, menghadirkan narasumber antara lain Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Lokot Ahmad Enda, Kepala Bidang Destinasi dan Daya Tarik Pariwisata Dispar Sumbar Doni Hendra, Kepala Subbidang Sertifikasi Kompetensi Asdep SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemal Akbar Halikal, Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kemenpar Ary Hartanto, dan Kepala Biro Keuangan Sekretariat Kemenpar Dyah Septiana Isnaryati.

Rakor ini bertujuan untuk mensinergikan Program Kerja antara Kemenpar dengan Pemerintah Daerah. Khususnya dalam pengembangan destinasi pariwisata Provinsi Sumbar tahun 2019. Rakor ini juga menegaskan bahwa peningkatan sektor pariwisata Sumatera Barat, tidak luput dari pantauan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Dukungan selalu diberikan. Salah satunya dengan menggelar rakor ini. 

"Selain itu, untuk memetakan fokus pengembangan 3A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat. Sekaligus membahas rencana alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Pariwisata Tahun 2019 di Sumatera Barat," papar Lokot lagi.

Lebih lanjut diuraikan bahwa ada 4 hal pokok yang harus dipahami oleh pengelola sebuah destinasi wisata. Pertama, harus jelas siapa yang mengelola dan bagaimana cara pengelolaannya. Kedua, memiliki nilai dampak ekonomi dari suatu pengelolaan sebuah destinasi wisata.

"Ketiga, mempunyai nilai tambah positif bagi sosial dan budaya setempat, dan keempat, mempunyai nilai dampak terhadap lingkungan hidup," sebutnya.

Menurutnya, tugas utama dari pengelola destinasi adalah demand assessment terhadap perkembangan tuntutan wisatawan. Output dari Demand Assessment terdapat 2 point penting, yaitu proyeksi jumlah kunjungan wisatawan pada 5 tahun ke depan seperti apa dan bagaimana, kemudian berapa investasi yang dibutuhkan.

Dia melanjutkan, dana untuk pengembangan dan pengelolaan 3A destinasi wisata tidak hanya dari Kemenpar. Namun juga dari antar lintas kementerian/lembaga pusat maupun pemerintah daerah.

"Kepala daerah diharapkan mulai dari sekarang untuk bisa merencanakan investasi yang diperlukan. Sehingga pada saat pengajuan DAK nantinya dapat membantu dan memperlancar proses pengajuannya," pungkas Lokot.

Menpar Arief Yahya dalam kesempatan itu memuji potensi wisata Sumatera Barat. Menpar juga mengungkapkan bahwa Sumatera Barat punya potensi. Mulai dari alam dan budayanya yang kaya.

"Sumatera Barat punya potensi yang berlimpah, mulai dari alamnya yang sangat bagus serta budaya yang berlimpah. Saya meyakini melalui pariwisata kita bisa menjadi terbesar dan terbaik. Kita punya potensi, namun perfom-nya belum maksimal," ungkap Menpar.

Ia juga menegaskan bahwa Sumbar harus siap dengan komitmen untuk memajukan sektor pariwisata. Dia juga berharap komitmen benar-benar dilakukan oleh masyarakat Sumbar juga. 

"Kita telah melakukan beragam promo wisata dengan brand Wonderful Indonesia baik di domestik maupun luar negeri. Nanti kita juga promosikan Sumatera Barat, dan Sumbar harus siap," kata Menpar Arief Yahya.

Rakor Pemberian Dukungan Fasilitasi Pengembangan Destinasi Regional I Area II hari itu dihadiri 50 orang, terdiri dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-Sumbar, Bappeda Provinsi Sumatera Barat, Asosiasi dan Industri serta Pokdarwis Pariwisata se-Sumbar.

(ars/ede)
 
Top