BANDAACEH -- Panitia Khusus (Pansus) Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP BPK) DPR Aceh menemukan kejanggalan pada pembangunan jembatan yang menghabiskan pagu Rp 12 miliar di Aceh Barat Daya. Ada keretakan pada salah satu bagian jembatan.

"Jembatan Krueng Teukuh Aceh Barat Daya itu dibangun dengan anggaran bersumber dari APBA 2020 senilai Rp 12 miliar. Kita menemukan beberapa kejanggalan pekerjaan," kata Ketua Pansus LHP BPK DPR Aceh Irpannusir kepada awak media, Selasa (10/8/2021).

Irpannusir mengatakan, kejanggalan dimaksud di antaranya abutmen dalam kondisi retak-retak serta oprit jembatan turun. Dia mengaku heran mengapa hal itu bisa terjadi.

"Anggaran sebesar itu dikerjakan dengan tidak profesional. Kita sudah minta rekanan untuk memperbaiki tapi jangan cuma menempelkan semen untuk menutupi yang retak atau cuma menimbun bagian oprit yang sudah mulai turun," jelas Irpannusir.

Dia khawatir jembatan tersebut ambruk bila tidak segera diperbaiki. Kondisi itu disebut bakal diperparah jika terjadi luapan air sungai.

"Beberapa bulan ke depan diperkirakan intensitas hujan akan meningkat dan secara otomatis debit air sungai juga akan deras, tentu kondisi ini sangat tidak kita harapkan," ujar politikus PAN ini.

Irpannusir meninjau lokasi jembatan tersebut bersama anggota tim pansus dapil 9 di antaranya HT Sama Indra, T Safrizal Gamgam, Safaruddin, Hasmidar, Sartina, Hendrioyono, Tarmizi Hamid, dan Syarifuddin. Ada beberapa kegiatan yang mereka cek di wilayah barat selatan itu.

Selain jembatan, kata Irpannusir, pihaknya menemukan tiga alat praktik di SMK di Susoh Aceh Barat Daya tidak berfungsi. Pihak sekolah disebut telah menyampaikan ke rekanan agar segera diperbaiki.

"Tapi belum juga diperbaiki. Khusus alat praktik yang belum berfungsi ini, Pansus minta sesegera mungkin untuk diperbaiki, mengingat anak-anak sudah mulai belajar tatap muka, jika tidak segera diperbaiki tentu kita minta Inspektorat untuk mengaudit pekerjaan pengadaan tersebut," ujarnya.

#dtc/agse/haf









 
Top