Oleh: KH. Haedar Nashir ##

ISRAEL kembali melakukan tindakan agresinya. Kali ini negara zionis itu menyerang  kaum muslim yang tengah beribadah di Masjid Al-Aqsa untuk yang ke sekian kalinya. Serangan polisi Israel yang kali ini melukai lebih 152 jamaah muslim, kian  menambah daftar panjang kekejaman dan invasi Israel  terhadap bangsa Palestina. 

Betapa berat penderitaan rakyat Palestina sejak tahun 1948. Selain kehilangan tanah airnya yang sah, juga terus menerus diserang, ditembaki, diteror dan diagresi secara fisik sepanjang hidupnya. Perempuan dan anak-anak Palestina pun selalu menjadi korban kekejaman Israel. 

Kekejaman demi kekejaman yang dilakukan Israel sejatinya bukan hanya menyangkut serangan brutal terhadap bangsa Palestina. Sejatinya juga  merupakan serangan nista terhadap peradaban dunia. 

Dunia modern yang seharusnya menjunjung tinggi  kebebasan dan hak hidup manusia atau suatu bangsa, sungguh tidak dihiraukan oleh Israel. Serangan demi serangan, dari kekejaman  yang satu ke kekejaman lainnya yang dilakukan Israel  seolah boleh dan biasa di mata dunia. 

Israel sendiri selalu memiliki alasan dalam melakukan serangan apapun dan kapan pun terhadap rakyat Palestina. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun negara-negara adidaya nyaris bungkam jika menyangkut serangan Israel. Tidak ada kecaman keras, apalagi sanksi. 

Bila dalam kasus agresi Russia ke Ukraina sertamerta negara-negara Eropa dan Amerika Serikat langsung bereaksi keras dan memberi sanksi. Hal serupa  tidak berlaku bagi Israel. Israel  itu seakan boleh melakukan serangan fisik dan militer dalam bentuk apapun di wilayah Palestina. Rakyat dan wilayah Palestina dianggap bebas untuk diinvasi Israel sekehendaknya.

Lembaga-lembaga dan para aktivis hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia pun nyaris bisu. Bila ada satu peristiwa dengan korban kecil  di suatu negara, selalu mudah menjadi isu dunia sebagai  pelanggaran HAM, namun tidak  berlaku bagi Israel. 

Kelompok-kelompok pengusung perdamaian dunia dan forum-forum agama-agama nyaris bisu bila menyangkut Israel, seolah semua serangan demi serangan  fisik itu menjadi lumrah. Penyuara anti-radikalisme dan anti-terorisme pun tidak terdengar sikap garangnya bila menyangkut tindakan super-radikal dan super-teror Zionis Israel. 

Inilah ironi tragis dunia global saat ini. Padahal sejatinya serangan demi serangan Israel terhadap wilayah dan bangsa Palestina sama dengan menyerang brutal dan menghancurkan peradaban dunia. Karena yang diserang ialah manusia, kebebasan, hak dan eksistensi hidup sebuah bangsa yang semestinya menikmati kemerdekaannya secara leluasa. 

Kenapa di era dunia modern saat ini yang semestinya menjunjung tinggi peradaban manusia dengan segala hak asasinya masih terus membiarkan Israel untuk bebas  menyerang, menyerbu, menginvasi, mengagresi dan menindas bangsa lain tanpa sanksi dan usaha serius PBB dan negara-negara di dunia untuk menghentikannya secara nyata?

Ketika Irak era Saddam Hussein menginvasi Kuwait, negara-negara sekutu Eropa sigap menghancurkan Irak hingga nasibnya nestapa sampai saat ini. Begitu pun bila ada invasi atau pelanggaran HAM berat di suatu negara, banyak suara menentang dan mengecam. Namun  Israel kekecualian. Inilah nestapa dan kelumpuhan peradaban dunia modern saat ini!

## Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si adalah Ketua Umum Muhammadiyah periode 2015-2020. Di internal Muhammadiyah, terutama di kalangan aktivis IMM, nama Haedar Nashir sudah sangat dikenal. Ia pernah menjadi sekretaris ketika Ahmad Syafii Maarif menjabat ketua umum 

 



 
Top