MAGETAN, JATIM -- Foto sejumlah santriwati dengan mengangkat senjata laras panjang beredar di media sosial. Dalam foto itu, para santri juga mengenakan rompi antipeluru. Belakangan diperoleh informasi bahwa kegiatan menembak bakal jadi ekstra kurikuler (ekskul) di salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Magetan, Jawa Timur.

Kapolres Magetan AKBP Muhammad Ridwan menjawab konfirmasi awak media, membenarkan foto yang beredar tersebut diambil di Magetan, Jawa Timur. Menurutnya, siswi tersebut berasal dari kelas 7 dan 10.

"Betul itu siswi salah satu Ponpes di Magetan kelas 7 dan 10," katanya, Sabtu (29/7/2023).

Ridwan mengatakan, polisi telah melakukan klarifikasi ke sekolah di ponpes terkait. Ia membenarkan bahwa para santri membawa laras panjang dan rompi antipeluru saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

"Kita sudah klarifikasi ke pihak sekolah terkait siswinya membawa senjata laras panjang dan rompi antipeluru," imbuh Ridwan.

Ridwan mengatakan senjata laras panjang yang ditenteng merupakan airsoft gun.

Ia menyebut, kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS dengan menggunakan airsoft gun tidak memiliki izin. 

"Belum ada izin dan kita tahunya setelah viral di medsos," ungkap Kapolres Magetan tersebut.

Simulasi Ekskul

Ketua Harian Yayasan Ponpes Baitul Qur'an Al Jahra Magetan Isgianto mengatakan foto santriwati menenteng airsoft gun untuk simulasi menembak. Kegiatan simulasi itu dilakukan pada 15 Juli 2023, di akhir Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ia menyebut, kegiatan menembak akan menjadi ekstrakurikuler di pesantrennya.

"Itu kegiatan simulasi ekstrakurikuler yang kami tampilkan saat MPLS dengan airsoft gun melibatkan pihak ketiga event organizer (EO) asal Solo," papar Isgianto.

Ia juga membenarkan mereka yang ada di dalam foto merupakan santriwati kelas 7 atau siswi madrasah tsanawiyah (MTs) dan siswi kelas 10 madrasah aliyah (MA) yang berada di bawah naungan ponpes itu.

Isgianto menjelaskan enam santriwati itu adalah peserta yang terpilih mengikuti simulasi menembak di antara ratusan santri dan santriwati kelas 7 dan kelas 10. Tidak semua santri berkesempatan mengikuti kegiatan menembak itu.

"Karena keterbatasan waktu maka tidak semua ikut menembak. Hanya beberapa santriwati saja," kata Isgianto.

Sebelumnya sebuah foto sejumlah santriwati berkerudung dengan mengangkat senjata laras panjang beredar di media sosial. Dalam foto tampak 6 santriwati mengenakan seragam atasan merah, bawahan rok panjang dan kerudung warna biru.

Selain memegang senjata laras panjang keenam siswi juga mengenakan rompi mirip antipeluru. Sedangkan latar belakang foto tampak area persawahan dan sedikit tampak bangunan masjid.

Dalam keterangan di sejumlah media sosial, lokasi foto tersebut berada di sebuah sekolah pondok pesantren (ponpes) di Magetan. Polisi pun telah melakukan penelusuran.

#dtj/tan





 
Top