PENGUSAHA sukses asal Nagari Salimpek, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, H. Budi Satriadi, SKM, MM, menegaskan dirinya siap tampil di kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Solok 27 November 2024 mendatang. 

Pria yang akrab disapa "Budi Global" ini juga menegaskan bahwa dirinya bakal merangkul semua pihak, baik di saat kontestasi Pilkada maupun jika nantinya terpilih. Selain itu, dirinya bakal fokus mengabdi untuk menjadikan Kabupaten Solok lebih maju. 

Budi Satriadi menegaskan hal tersebut saat silaturahmi sekaligus berbuka bersama dengan awak media Kabupaten Solok, bertempat di Saung Bebek Resto, Pintu Angin, Arosuka, Jumat (29/3/2024). 

Dalam suasana penuh keakraban, Budi Satriadi juga meminta masukan, saran dan kritikan dari insan pers Kabupaten Solok. Baik terkait kondisi terkini di Kabupaten Solok, maupun berbagai upaya untuk dilakukan ke depannya.

"Kabupaten Solok harus dibangun bersama, tidak bisa seorang diri atau sekelompok orang saja. Semua elemen dan semua pihak harus dirangkul, agar memiliki tanggung jawab ke dirinya, keluarga dan ke daerah. Muaranya adalah untuk kesejahteraan semua orang tanpa pengecualian. Pemerintah harus hadir di setiap permasalahan yang dihadapi masyarakatnya. Sebaliknya, seluruh masyarakat berperan membangun daerah menurut kapasitasnya masing-masing," paparnya. 

Budi Satriadi menyatakan jika dirinya mendapatkan amanah dari masyarakat Kabupaten Solok untuk menjadi Kepala Daerah, target utamanya adalah menjadikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) Kabupaten Solok berada di 10 besar Sumbar. 

Selama tiga tahun belakangan, IPM Kabupaten Solok berada di peringkat 17 dari 19 Kabupaten/Kota di Sumbar. Artinya berada di peringkat tiga terbawah.

"Kabupaten Solok adalah daerah yang memiliki potensi berlimpah ruah, baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Alam (SDA). Mulai dari pertanian, pariwisata, perkebunan, perikanan, hingga pertambangan. Namun, potensi itu belum tergarap maksimal, karena kurangnya stimulan dan akses ke sumber-sumber pendapatan. Sebagai contoh, kita memiliki lahan yang subur untuk pertanian dan perkebunan, namun masyarakat, terutama generasi muda enggan bertani dengan skala besar. Penyebabnya, karena bertani saat ini berat di ongkos dan selisih antara modal dengan hasil tak menjanjikan lagi. Apalagi, jika hasil tani dan ladang sedang jatuh (murah). Salah satu solusinya adalah pemerintah memberikan memberikan akses ke petani. Seperti fasilitasi akses jalan, kemudahan mendapatkan pupuk, ketersediaan bibit dan jaminan pasca panen. Misalnya, saat panen dan harga sedang murah, pemerintah hadir di masyarakat petani, sehingga hasil panen dapat ditampung, bukan dibuang oleh petani," ujarnya. 

Budi Satriadi menekankan bahwa dirinya ingin pembangunan di Kabupaten Solok didasarkan pada potensi masing-masing wilayah dan pemerintah hadir dengan stimulasi, fasilitasi dan inovasi.

"Konsepnya mirip dengan konsep Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yakni setiap kawasan dibangun berdasarkan potensi yang dimiliki," ungkapnya.

Terkait Sumber Daya Manusia (SDM), Budi Satriadi menegaskan bahwa Kabupaten Solok dikaruniai oleh para aparatur sipil negara (ASN), para guru, pengusaha, petani dan masyarakat yang punya daya juang dan ketekunan tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya warga Kabupaten Solok yang memiliki peran besar di berbagai daerah, baik di Sumbar maupun di perantauan. 

Menurutnya warga asal Kabupaten Solok itu diterima dengan baik di daerah lain, demikian juga warga daerah lain juga diterima dengan baik di Kabupaten Solok.

"Potensi SDA dan SDM tersebut, secara logikanya mampu membawa daerah dan masyarakat Kabupaten Solok sejahtera. Namun kenyataannya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Solok berada di peringkat ketiga terbawah. Hal ini sungguh miris! Tentu harus ada spirit pembaharuan. Hal inilah yang memantapkan diri saya untuk maju di kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 27 November 2024 mendatang," tegasnya. 

Budi Satriadi juga menyatakan akan maju dari jalur partai politik (Parpol) di Pilkada 2024. Menurutnya, saat ini dirinya sudah menjalin komunikasi serius dengan sekira 5 partai yang memiliki wakil di DPRD Kabupaten Solok 2024-2029. Demikian juga dengan tokoh-tokoh masyarakat se-Kabupaten Solok.


"Alhamdulillah. Tanggapan mereka (Parpol dan tokoh masyarakat) sangat positif dan antusias dengan niat, itikad dan komitmen saya untuk maju menjadi Calon Kepala Daerah. Optimisme ini, diharapkan akan menjalar ke seluruh wilayah dan seluruh elemen di Kabupaten Solok," ujarnya.

Siap Hadang Kampanye Negatif

Nama Budi Satriadi saat ini mulai menjadi buah bibir di masyarakat Kabupaten Solok, sebagai salah satu calon kandidat Bupati Solok. 

Puluhan balihonya sudah tersebar di sejumlah titik-titik strategis di Kabupten Solok. Namun, seiring dengan namanya yang terus diperbincangkan, "hantaman" kampanye negatif juga ikut mengiringi kepopulerannya. Apalagi, sebagai pengusaha yang bergerak di dunia pertambangan dan perkayuan, ada saja pihak-pihak yang berupaya melekatlan cap pengusaha yang beraktivitas di jalur ilegal ke sosok yang sangat supel tersebut.

"Saya pastikan, seluruh bidang usaha yang saya geluti, semuanya legal. Sesuai dengan prinsip hidup saya dalam berusaha, saya tidak akan memulai sesuatu jika belum lengkap dan memenuhi seluruh persyaratan. Demikian juga dengan Pilkada, saya tidak akan memutuskan maju, jika 'syarat dan rukun' belum terpenuhi. Termasuk dengan kepastian syarat kursi partai, maupun dengan biaya operasional," ungkapnya. 


Sekilas H. Budi Satriadi, SKM, MM

Budi Satriadi lahir di Nagari Salimpek, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada 17 Mei 1976. Pada saat dirinya berumur 1 tahun, ayahnya meninggal dunia. Sebuah takdir yang sekaligus menjadikan ibunya yang seorang guru menjadi single parent (orang tua tunggal). 

Menempuh pendidikan awal di SDN 1 Alahan Panjang (tamat tahun 1989) dan SMPN 1 Alahan Panjang (tamat tahun 1992), Budi Satriadi kemudian melanjutkan ke ⁠SMA Adabiah Padang (tamat tahun 1995). 

Budi kemudian memilih masuk ke ⁠Akademi Keperawatan (Akper) Depkes RI Padang dan tamat pada tahun 1998. 

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) didapatkannya pada 2007 di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang. Sementara, gelar Magister Manajemen (MM) diraihnya usai menyelesaikan S-1 di Universitas Putra Indonesia (UPI) Padang tahun 2011.

Setelah tamat dari Akper Depkes Padang pada tahun 1998, Budi Satriadi langsung lulus dan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Penempatannya adalah sebagai perawat di Ruang Operasi RSUP M Djamil Padang. Budi kemudian menjadi Ahli Mesin Jantung di Ruang Operasi RSUP M Djamil Padang pada tahun 2001.

Di sela menjalani rutinitas sebagai paramedis di rumah sakit terbesar di Sumbar sejak 1998, Budi Satriadi mendirikan perusahaan CV Salsabilla Jaya Utama pada tahun 2000, yang bergerak di bidang Peralatan Kesehatan dan Laboratorium. ⁠Dengan perusahaan ini, Budi Satriadi mengimpor peralatan medis. Berikutnya, pada tahun 2004, Budi menjadi Direktur Utama di PT Global Mineral Sejahtera yang bergerak di bidang tambang bijih besi. Di saat inilah, panggilan "Budi Global" melekat padanya. 

Pada tahun 2005, saat mulai merasakan tantangan baru di tambang biji besi, Budi Satriadi mengambil pilihan tersulit dalam hidupnya, yakni memilih mundur sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Tujuannya agar fokus ke dunia pertambangan. 

Pada tahun yang sama, Budi menjadi ⁠Direktur Utama PT Global Forwarding Company (Perusahaan Agen Kapal) dan Direktur Utama PT Global Stevedoring Company (Perusahaan bongkar muat kapal).

Kemudian, ⁠berlanjut menjadi Direktur PT Budi Satriadi Industries (Smelter Besi) tahun 2008-sekarang), ⁠PT Kuansing Mineral Sejahtera (tambang dan pengolahan/Stone Crusher Batuan) tahun 2010-sekarang, dan ⁠PT Kuansing Makmur Sejahtera (General Kontraktor) 2014-sekarang.

Pada tahun 2012, Budi Satriadi yang makin akrab disapa "Budi Global" mulai masuk ke sejumlah organisasi. Yakni menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Kabupaten Solok tahun 2012-2015. Kemudian, Pengurus BPD Hipmi Sumatera Barat 2015-2020. Lalu, Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tahun  2017-sekarang. Kemudian, ⁠Pengurus Masyarakat Alam Gumanti 2023-sekarang. Lalu, Ketua Persatuan Golf Indonesia (PGI) Sumatera Barat (2022-2026).

Dari pernikahannya dengan Hj. Rozalinda, S.ST, mereka dikaruniai empat orang anak. Yakni Abid Aziz Adinda, ⁠Afrand Shah Adinda, ⁠Akhtar Nafis Adinda, ⁠Gibran Khalfani Adinda. 

#rji/ede

 
Top