DALAM Islam, ada yang disebut dengan adab bertetangga yang harus selalu kita jaga dan lakukan.

Tetangga adalah orang yang paling dekat rumahnya dengan kita. Satu sama lain sering kali saling membantu untuk urusan yang tidak bisa diselesaikan sendiri.

Dalam Islam tetangga memiliki hak-hak tertentu sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah SAW, seperti hak untuk mendapatkan rasa aman dari gangguan.

Dalam ajaran Islam, hak tetangga atas tetangganya begitu besar. Islam membuat tuntunan bertetangga.

Keberagaman serta perbedaan latar belakang, suku, budaya, karakter serta ekonomi dalam bertetangga, berpotensi menimbulkan benturan.

Islam mengatur adab bertetangga untuk mengatasi potensi perbedaan tersebut.

Dalam ajaran Islam perintah berbuat baik kepada tetangga disandingkan dengan perintah menyembah Allah dan larangan mempersekutukannya.

Adapula sejumlah adab bertetangga sebagaimana disebutkan Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Dîn dalam Majmû'ah Rasâil al-Imam al-Ghazâli (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), sebagai berikut:

آداب الجار: ابتداؤه بالسلام، ولا يطيل معه الكلام، ولا يكثر عليه السؤال، ويعوده في مرضه، ويعزيه في مصيبته، ويهنيه في فرحه، ويتلطف لولده و عبده في الكلام، ويصفح عن زلته، ومعاتبته برفق عند هفوته، ويغض عن حرمته، ويعينه عند صرخته، ولا يديم النظر إلى خادمته

Artinya:

"Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah. Ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya. Memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.”

Oleh karena itu, kita perlu menerapkan adab bertetangga sesuai dengan ajaran Islam, agar hubungan dengan tetangga tetap harmonis dan terjalin tali silaturahmi yang baik.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang adab bertetangga menurut Islam:

1. Dahulukan Salam

Memberikan salam terlebih dahulu merupakan adab bertetangga yang pertama. Selain itu, mengucap salam ketika berjumpa dinilai sopan dalam kebiasaan sehari-hari.

Orang-orang yang bertetangga dianjurkan saling menyapa ketika bertemu dengan mengucapkan salam.

Bagi pihak yang mendahului mengucapkan salam, maka secara akhlak lebih baik dan karenanya mendapatkan kebaikan yang lebih banyak. 

Hal ini berdasarkan hadis Anas bin Malik Radhiyallahu anhu di mana ia berkata:

كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلاَقَوْا تَصَافَحُوْا وَإِذَا قَدِمُوْا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوْا.

Artinya: “Apabila Sahabat-Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saling berjumpa, maka mereka saling berjabat tangan, dan apabila mereka datang dari bepergian, mereka saling berpelukan,” (HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath no. 97 dan Imam al-Haitsami berkata dalam kitab Majma’uz Zawaa-id VIII/36, Para perawinya adalah para perawi tsiqah).

Selain itu, dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya juga menjelaskan pentingnya salam dalam hubungan baik.

Adapun hadis tersebut, berbunyi:

أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ.

Artinya: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu perbuatan apabila kalian lakukan niscaya akan membuat kalian saling mencintai satu sama lain?

Sebarkanlah salam di antara kalian (ketika saling bertemu),” (HR. Muslim no. 54, Abu Dawud no. 5193, Ibnu Majah no. 3692 dan Ahmad II/391, 442).

2. Tidak Mengganggu Tetangga

Mendapat gangguan dari luar tentu sangat tidak nyaman ya? Maka dari itu, saling tidak mengganggu adalah adab bertetangga yang harus diikuti oleh umat Muslim yang baik. Ini akan menunjukkan bahwa adanya rasa saling menghargai.

Adab ini dibahas dalam Hadis Riwayat Bukhari, di mana Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ

"Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu tetangganya," (HR. Bukhari (no.1609); Muslim (no.2463).

Maka ada baiknya, contoh ketika akan mengadakan sebuah acara di rumah, hendaknya meminta izin tetangga terdekat terlebih dahulu agar mereka tidak merasa terganggu dengan acara yang sedang diselenggarakan.

3. Cara Mengatasi Gangguan Tetangga

Apabila tetangga melakukan perbuatan yang mengganggu, ada baiknya tetap bersabar.

Nah, sebenarnya tetap diperbolehkan menegur mereka, namun dengan cara yang baik. Akan lebih baik jika gangguan tersebut dibalas dengan kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah, … Disebutkan diantaranya:

“Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah oleh kematian atau keberangkatannya,” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

4. Hindari Mengobrol Terlalu Lama dan Tidak Penting

Adab bertetangga berikutnya adalah tidak lama-lama berbicara, terutama ketika membahas hal yang tidak terlalu penting.

Nyatanya, hidup bertetangga tentunya tidak bisa lepas dari berbicara satu sama lain.

Namun pembicaraan itu sebaiknya tidak kelewat lama. Hal ini demi kebaikan seperti menghindari gibah atau menggunjing pihak lain yang bisa menimbulkan fitnah dan sebagainya. 

5. Memaafkan Kesalahan Ucap

Ketika tetangga tidak sengaja melontarkan perkataan yang menyinggung, maka kita harus memaafkannya.

Sebab bisa jadi suatu saat kita juga melakukan hal yang sama terhadap tetangga, secara disadari maupun tidak.

Memendam dendam juga bukan hal yang dianjurkan dalam Islam. Karena bisa menimbulkan kebencian yang merugikan.

6. Siap Sedia Menolong Tetangga

Jika tetangga kesulitan dengan harta, tertimpa musibah, bahkan kehilangan, umat Muslim sepantasnya memberikan bantuan sesuai dengan adab bertetangga.

Berikan bantuan tersebut tanpa harus diminta, sebab itu adalah hak seorang Muslim terhadap saudaranya.

7. Menjenguk Tetangga yang Sakit

Ketika tetangga ada yang sakit, maka ia berhak untuk dikunjungi.

Artinya, dalam adab bertetangga, tetangga yang tidak sakit berkewajiban mengunjunginya tanpa memandang status sosial pihak yang sakit.

Bertetangga pada dasarnya adalah berteman sehingga kesetaraan satu sama lain harus dijaga dengan baik.  

8. Tidak Iri pada Tetangga

Ketika tetangga mendapatkan rezeki atau berbagai bentuk kebaikan, umat Muslim tidak boleh merasa iri.

Justru menurut adab bertetangga, kita harus ikut berbahagia dengan kebaikan tersebut.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

وَعَنْ أَنَسٍ – رضي الله عنه – عَنْ اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ – أَوْ لِأَخِيهِ- مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: "Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

“Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba dikatakan beriman (dengan iman yang sempurna) hingga ia mencintai tetangganya—atau saudaranya–sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, Muttafaqun ‘alaih," (HR. Bukhari, no. 13 dan Muslim, no. 45).

9. Tidak Menghalangi Bangunan Tetangga

Dalam bertetangga, tentu kita akan memiliki bangunan rumah yang saling berdampingan. Bahkan beberapa rumah juga berdempetan.

Sebagai tetangga yang baik, hendaknya tidak menghalangi tetangga untuk membangun rumah atau menghalangi udara dan sinar matahari ke rumahnya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu

لاَ يَمْنَعْ أَحَدُكُمْ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَةً فِى جِدَارِهِ

Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kalian melarang tetangganya menancapkan kayu di dinding (tembok)nya,” (HR.Bukhari (no.1609); Muslim (no.2463); dan lafazh hadis ini menurut riwayat beliau; Ahmad (no.7236); at-Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud (no.3634); Ibnu Majah (no.2335); dan Malik (no.1462).

10. Memelihara Hak Tetangga

Salah satu hal yang harus kita utamakan dalam adab bertetangga adalah memelihara hak tetangga.

Hak tetangga yang perlu dijaga adalah melindungi harta mereka dari orang jahat, serta memberikan beberapa hadiah.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, aku memiliki dua tetangga, manakah yang aku beri hadiah?’ Rasulullah SAW menjawab

إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكَ باَباً

Artinya: "Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu” (HR. Bukhari (no.6020); Ahmad (no.24895); dan Abu Dawud (no.5155)).

11. Turut Berbela Sungkawa pada yang Tertimpa Musibah

Seorang tetangga juga berhak dikunjungi ketika sedang tertimpa musibah terutama kematian anggota keluarganya.

Adab bertetangga yang sebaiknya dilakukan dalam kunjungan takziah adalah ikut berbela sungkawa dengan menunjukkan rasa duka dan mendoakan kebaikan terutama bagi si mayit dan keluarga yang ditinggalkan. 

12. Turut Bergembira atas Kegembiraannya

Janganlah seseorang merasa tidak senang atas keberhasilan tetangganya disebabkan iri. Hal yang justru dianjurkan adalah saling mengucapkan selamat atas keberhasilan sesama tangga.

Adab bertetangga ini mengajak umat Muslim untuk turut berbahagia atas apa yang diperoleh tetangga.

Dengan cara ini perasaan iri atas keberhasilan tetangga bisa dihindarkan dan pertemanan sesama tetangga dapat terjaga. 

13. Memberi Makanan pada Tetangga

Saling berbagi antar satu sama lain itu indah. Apalagi berbagi dengan tetangga dekat.

Bahkan, Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam pernah bersabda kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu:

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ

Artinya: “Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu,” (HR. Muslim).

Lalu, utamakan juga tetangga yang memiliki jarak rumah lebih dekat dengan kita.

Ini tidak hanya menambah pahala dari Allah SWT namun juga dapat meningkatkan hubungan dengan baik antar sesama manusia.

Itulah ragam adab bertetangga yang diajarkan Rasulullah SAW dalam Islam, serta harus diamalkan oleh setiap umat Muslim.

Mari terapkan dalam kehidupan sehari-hari agar lingkungan bertetangga menjadi tentram dan damai. Bilamana selama ini rasanya belum optimal atau ada adab tertentu yang belum kita amalkan dalam hidup bertetangga, mari sama-sama kita sempurnakan agar segala sesuatunya diridhoi Allah SWT. 

#orami





 
Top