BANDA ACEH -- Pakar Ekonomi Universitas Syiah Kuala (USK) Dr Rustam Effendi menyatakan, laju pertumbuhan sektor usaha  akomodasi (penginapan/hotel), makan dan minum di Aceh pada kuartal III  (Juli-September) 2022 relatif tinggi.

“Pada kuartal I pertumbuhannya masih rendah sebesar 8,49 persen, kwartal II pertumbuhannya malah turun dan hanya tumbuh sebesar 3,18 persen, tapi pada kuartal III pertumbuhannya melonjak mencapai sebesar 51,08 persen,“ ungkap Rustam Effendi kepada awak media di Banda Aceh, Kamis (15/1/2022) usai mengikuti acara diskusi soal pertumbuhan penyedia lapangan kerja dan sumbangannya terhadap laju pertumbuhan PDRB non migas Aceh 2022.

Rustam Effendi mengatakan, sebagai ekonom, dirinya sangat terkejut, ketika melihat data pertumbuhan sektor usaha Akomodasi dan Minum Makan di Aceh pada kwartal III yang dirilis BPS Aceh, tumbuh sebasar 51,08 persen, merupakan sektor usaha yang pertumbuhannya terbesar, dari 17 sektor usaha, penyumbang laju pertumbuhan PDRB non migas Aceh.

Pada kuartal III (Juli – September 2022) laju pertumbuhan PDRB non migas Aceh, memang masih sangat rendah hanya sebesar 2,72 persen, sedangkan pertumbuhan PDRB migasnya lebih rendah lagi hanya sebesar 2,13 persen.

“Pertumbuhan Ekonomi Aceh, terendah di Pulau Sumatera. Pertumbuhan ekonomi rata-rata Provinsi di Pulau Sumatera 4,68 persen dan nasional 5,72 persen,” ujar Rustam Effendi.

Selain, sektor usaha Akomodasi dan Makan Minum yang pertumbuhannya sangat tinggi, sebut Rustam Effendi, masih ada beberapa sektor usaha lain, yang pertumbuhannya juga tinggi.

Belajar dari kondisi yang ada sekarang ini dan untuk ke depan, Ekonom USK itu, menyarankan, agar pertumbuhan jasa akomodasi dan makan minum Aceh terus tinggi, maka kegiatan pembangunan pariwisata Aceh, difokuskan pada penataan infsatrustur dan SDM yang mendukung industri pariwisata.

Antara lain, jalan menuju lokasi wisata di buat sebagus mungkin, tempat penginapannya, resort, hotel, kafe, rumah makan, gerobak makan dan minum UMKM, harus bersih dan memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi tamu yang datang.  

Sektor usaha jasa lainnya yang pertumbuhannya tinggi, sebut Rustam Effendi, adalah jasa usaha perusahaan, tumbuh sebesar 13,46 persen, kemudian jasa usaha informasi dan komunikasi tumbuh 11,38 persen, selanjutnya Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tumbuh  12,33 persen.

Sektor usaha administrasi pemerintahan,  pertanahan dan jaminan sosial wajib tumbuh sebesar 9,88 persen, transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 9,34 persen, pengadaan listrik dan gas tumbuh sebesar 6,17 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 4,50 persen, jasa usaha pendidikan tumbuh 3,8 persen.

Sedangkan sektor usaha, yang banyak didominasi masyarakat Aceh, seperti pertanian, perikanan dan kehutanan, pertumbuhannya minus 4,19 persen. Kemudian, sektor jasa usaha pertambangan dan penggalian pertumbuhannya juga minus 7,15 persen dan sektor usaha jasa keuangan, pertumbuhannya minus, mencapai minus 13,20 persen.

Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almunizar mengatakan, pertumbuhan sektor jasa usaha Akomodasi dan Makan Minum pada kuartal III tumbuh sangat besar mencapai 51,08 persen, menurutnya, disebabkan beberapa faktor.

Antara lain, berkat arahan dari Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, yang memerintahkan kepada semua SKPA di Lingkup Pemerintahan Aceh, mempercepat pelaksanaan kegiatan  APBA 2022. Mulai dari kegiatan pelatihan Bimtek UMKM sampai kepada pelatihan peningkatan mutu guru dan lainnya. Untuk pelaksanaan pelatihan menggunakan hotel/akomodasi, makan dan minum.

Selanjutnya, sejak bulan Juli sampai September lalu, banyak event-event lokal, dan nasional dilaksanakan di Aceh, oleh dinas dan badan, termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, yang membutuhkan tempat akomodasi/penginapan dan makan minum.

#sra/gia




 
Top