screenshot video viral
PADANG – Alumni Pelajar Islam Indonesia Sumatera Barat (Alumni PII Sumbar) mendesak aparat kepolisian untuk membasmi perilaku premanisme terhadap Yayasan atau Sekolah Persatuan Agama Islam (PGAI) di Jati, Padang.

Ketua Perhimpunan Keluarga Besar PII Sumbar, H. Eyunus, SH menyatakan premanisme di PGAI terlalu vulgar, secara bergerombolan mereka masuk ke sebuah badan hukum/satuan pendidikan dan mempertontonkan kekerasan

“Mereka dengan leluasa masuk dan memukul kepala sekolah. Pemukulan juga dilakukan terhadap anak atau anggota keluarga kepala sekolah yang berusaha melindungi ayahnya dari pemukulan,” katanya.

Pemukulan bahkan dilakukan di hadapan guru-guru dan siswa SMA PGAI Padang. Ini keterlaluan.

“Mereka menganggap seperti tak ada hukum saja. Padahal, Jati itu sangat dekat wilayah hukum Polresta atau Polda Sumbar,” ujarnya.

“Kami menduga ada aktor intelektual atau “orang kuat” yang mendalangi premanisme ini,” lanjutnya.

Dalam hal ini Eyunus menekankan, aparat kepolisian harus bertindak cepat. Tidak hanya memproses secara adil laporan dugaan penganiayaan yang telah dilaporkan oleh Yurnalis, selaku kepala sekolah dan anaknya Taufikul Hakim yang juga menjadi korban.

“Namun secara Presisi ke depan, aparat kepolisian harus memberikan rasa aman pada mereka yang bekerja dan bernaung di PGAI,” jelasnya.

Dalam hal ini, diharapkan aparat lebih responsif. Tidak hanya menunggu laporan. Itulah Presisi yang menjadi motto Kapolri.

“PGAI itu asset ummat. Tidak boleh ada premanisme, atau anasir jahat yang ingin menguasai PGAI secara ilegal,” tambahnya.

Jika ada ada pertikaian, maka hukumlah yang harus menjadi panglima penyelesaian. Bukan kekerasan/premanisme.

“Selaku organisasi alumni PII, kami akan mengawal kasus ini. Kami juga akan mencoba berkoordinasi dengan aparat hukum yang ada di daerah, ataupun di pusat,” pungkasnya dalam pers relis yang diterima awak media Jumat (4/11/2022).

#rel




 
Top