JAKARTA -- Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla atau karib disapa JK, mengaku mendapatkan tekanan dari penguasa meski tidak secara langsung, setelah menyatakan dukungan untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin).
Ia menyebutkan, intimidasi itu terjadi pada orang-orang dekatnya.
Bahkan, ada orang dekat JK yang mendapatkan intimidasi lewat kasus hukum.
"Secara langsung (intimidasi pada saya) tidak sih. Tapi justru, mengganggu, orang saya diintimidasi, ada malah dipenjarakan tanpa kesalahan," kata JK dalam acara Gaspol! Kompas.com, dikutip Rabu (24/1/2024).
Namun, JK tak merinci lebih jauh pihak yang dia maksud serta kasus hukum yang menjeratnya.
JK menyebutkan, banyak pejabat yang kini takut untuk sekadar bertemu dengan dirinya.
JK bercerita bagaimana seorang pejabat bertemu dengannya saja harus diam-diam karena takut ketahuan atasannya.
"Ada juga yang ketemu hanya bisik 'Pak, saya pokoknya ikut bapak, tetapi saya harus diam'. Banyak juga yang gitu,"
"Ya takut, takut ditegur dari atas. Takut dicopot jabatannya. Jadi masalah ketakutan jabatan ini, bukan ideologi," sambungnya.
JK lantas heran ketika menyadari mengapa semua pejabat yang hendak bertemu dengannya, justru terkesan takut atau bahkan menghindar untuk bertemu.
Padahal, kata JK, dirinya merangkul semua pihak untuk berdiskusi.
JK juga mengaku ingin mencontohkan bagaimana membuat pemerintahan yang adil kepada semua pihak.
"Saya ikut kepada sistem yang ada, bahwa pemerintah itu harus adil melayani semua pihak. Nah itulah selama ini negeri ini diatur seperti itu," ujar politikus senior Partai Golkar ini.
#kpc/bin