JAKARTA -- Jaringan Aktivis Nasional Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Ganjar-Mahfud melaporkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Jokowi dilaporkan karena aksi pose dua jari dalam mobil kepresidenan saat kunjungan ke Salatiga, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

"Pose dua jari itu sebagai simbol nomor urut dari pasangan calon presiden dan cawapres, jadi Joko Widodo pada saat itu berada di mobil yang merupakan fasilitas negara. Ini yang bagi kami tidak boleh dilakukan oleh seorang kepala negara dan kepala pemeritnahan," ujar Ketua Jarnas Gamki Gama, Rapen Sinaga di Bawaslu, Jakarta Pusat, Jumat (26/1/2024).

1. Kepala negara seharusnya netral

Rapen menilai pose yang dilakukan Jokowi hingga viral ini menguntungkan calon presiden dan cawares yang lain. Semestinya, Jokowi sebagai kepala negara saat itu harus netral.

"Joko Widodo adalah kepala negara dan kepala pemerintahan, harus netral, tidak boleh menunjukkan simbol apapun, itu yang akan kami laporkan hari ini," katanya.

2. Bawaslu diminta panggil Jokowi

Dia meminta Bawaslu segera memanggil Jokowi. Menurutnya, bukti berupa portal berita dan video yang menampilkan Jokowi berpose dua jari di mobil berplat RI 1 ini cukup bagi Bawaslu memeriksa Jokowi.

"Harusnya Bawaslu sebagai pengawas tanpa dilaporkan sebetulnya memang harus bereaksi, jangan sampai berita ini dibiarkan mengembang, kalau memang benar, kan tinggal dipanggil saja, yang terkait Joko Widodo harus dipanggil. apakah betul terkait berita yang viral. Saya rasa ini menjadi tugas dan tanggung jawab bawaslu untuk menghentikan kegaduhan ini," katanya.

3. Jokowi sebut pose menyenangkan

Aksi salam dua jari dari mobil RI 1 di Salatiga itu sempat viral di media sosial. Presiden Jokowi mengeluarkan tangan dari jendela kursi belakang mobil kepresidenan.

Tangan itu memperlihatkan pose dua jari. Video itu menuai banyak komentar di media sosial.

"Ya, kan menyenangkan, menyenangkan," ujar Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Saat ditanya maksud dari "menyenangkan", Jokowi tak menjawab gamblang.

"Ya gak tahu, menyenangkan. Kalau ketemu masyarakat kan menyenangkan," katanya.

#idn/bin





 
Top