Oleh: Dr. Azrimaidaliza, SKM, MKM #

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas


BEBERAPA hari lalu, tepatnya tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Pada tahun 2024, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyampaikan tema hari gizi nasional adalah “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting”. 

Permasalahan stunting diangkat sebagai tema seperti tahun sebelumnya karena permasalahan gizi tersebut menjadi perhatian serius di berbagai negara, termasuk Indonesia dan merupakan masalah pertumbuhan yang terhambat pada anak. 

BACA JUGA: Pola Makan Baik, Status Gizi Anak Juga Baik

Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat stunting di Indonesia masih tinggi, mencapai 27,6%. Angka ini menunjukkan bahwa hampir satu dari tiga anak di Indonesia mengalami masalah pertumbuhan yang serius.

Dalam upaya mencegah stunting, pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) menjadi kunci utama setelah anak berusia 6 bulan atau setelah anak selama 6 bulan pertama diberi air susu ibu secara eksklusif. Namun, perlu dipahami bahwa kualitas MP ASI memiliki peran penting dalam pertumbuhan optimal anak.

Peran Protein Hewani dalam MP ASI

Protein, sebagai salah satu zat gizi makro memainkan peran krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa MP ASI yang diberikan kepada bayi mengandung cukup protein, terutama protein hewani yang lebih mudah diserap tubuh.

Kelebihan protein hewani adalah jenis protein ini mengandung asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh untuk sintesis protein dan pertumbuhan sel. 

Protein hewani cenderung lebih lengkap dan mudah diserap oleh tubuh bayi bila dibandingkan dengan protein nabati. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui untuk memastikan bahwa konsumsi protein hewani mencukupi agar dapat menyediakan MP ASI berkualitas tinggi.

Dampak Stunting pada Anak

Stunting pada anak dapat menimbulkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang pada usia berikutnya. 

Stunting bukan hanya masalah fisik, tetapi juga dapat berdampak pada perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak. 

BACA JUGA: Cegah Stunting Melalui Peningkatan Kualitas Gizi dan Kesehatan Calon Ibu

Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, mencegah stunting melalui asupan zat gizi yang optimal menjadi tanggung jawab bersama.

Strategi Cegah Stunting dengan MP ASI Kaya Protein 

Meningkatkan konsumsi protein hewani oleh ibu menyusui dan anak melalui konsumsi MP ASI menjadi strategi yang efektif dalam mencegah stunting. 

Protein hewani dapat ditemukan dalam daging, ikan, telur, dan produk-produk susu. Oleh karena itu, ibu perlu memperhatikan keberagaman sumber protein dalam konsumsi makanan sehari-hari.

Penting juga untuk mencari sumber protein yang berkualitas tinggi, misalnya, ikan yang kaya akan asam lemak omega-3, sangat baik untuk perkembangan otak dan penglihatan bayi atau telur yang juga memiliki kandungan gizi yang baik dan mudah didapatkan oleh masyarakat. Dengan demikian, MP ASI yang dihasilkan akan memiliki kualitas zat gizi yang lebih baik.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi protein hewani bagi ibu menyusui. Kampanye edukasi, seminar, dan pelatihan dapat membantu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada ibu menyusui mengenai pemilihan dan persiapan makanan yang kaya protein hewani.

Selain itu, perlu ada dukungan dari sektor kesehatan untuk memastikan bahwa ibu menyusui mendapatkan akses yang memadai ke sumber protein hewani. Langkah-langkah ini bersama-sama dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan optimal anak-anak, mencegah stunting, dan memberikan generasi masa depan yang sehat dan cerdas.

Pemangku Kepentingan dan Langkah-Langkah Lanjutan

Dalam mengatasi masalah stunting, kolaborasi antara pemerintah, organisasi kesehatan dan masyarakat sangat penting. Program-program pencegahan stunting, termasuk edukasi gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak, serta penyediaan suplemen gizi, perlu ditingkatkan.

BACA JUGA: Visi Indonesia Wujudkan "Generasi Emas" di Tengah Realita Masih Tingginya Angka Stunting

Data stunting yang lebih terperinci dan terupdate perlu diakses secara rutin untuk memastikan evaluasi keberhasilan program-program tersebut dalam upaya tercapainya target penurunan prevalensi stunting pada anak menjadi dibawah 14% tahun 2024 ini.

Dengan adanya komitmen bersama, kita dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi emas, generasi penerus bangsa. ***


# Azrimaidaliza adalah Doktor Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat sekaligus staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (FKM Unand)  yang secara marathon mendalami bidang keilmuannya. 

Mengawali studi D3 berkaitan gizi dan kesehatan masyarakat di Jurusan Gizi Poltekkes Padang, ia lanjut ke studi S1, S2 dan S3 pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) jurusan Peminatan Gizi Masyarakat.

Setelah menamatkan S3, salah seorang alumnus terbaik sekolah menengah favorit di Kota Padang (SMP Negeri 7 dan SMA Negeri 2 Padang-red) Provinsi Sumatera Barat ini menjabat Wakil Dekan I Bidang Akademik FKM Unand periode 2016-2020.

Selain concern sebagai ahli gizi sekaligus akademisi, ia juga memiliki kemampuan menulis secara terstruktur hingga mudah dicerna. Ratusan artikel yang ia tulis, terutama terkait gizi, telah dipublish di sejumlah media cetak maupun media online. Ia berharap, tulisan-tulisan tersebut bermanfaat dan bisa menjadi bahan referensi bagi masyarakat pembaca.




 
Top