JAKARTA -- Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia di Pemilu 2024 terus bertambah hingga Kamis (15/2/2024) petang. Mereka meninggal menjelang pemungutan suara hingga masa penghitungan suara berakhir kemarin.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Mochamad Afifuddin mengklaim pihaknya telah melakukan upaya antisipasi.
"Sudah lihat di berita media-media [ada anggota KPPS meninggal]. Mudah mudahan enggak bertambah. Karena memang upaya-upaya kita, kan, sudah kita lakukan, ya," ujar Afif di Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Afif menyebut pihaknya telah melakukan seleksi lebih ketat anggota KPPS, seperti pembatasan usia dan tes kesehatan. Ia mengatakan KPU juga menyediakan asuransi sebagai antisipasi apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Termasuk upaya meng-cover untuk antisipasi dampak-dampak semacam santunan itu, kerja sama dengan daerah-daerah," jelasnya.
1. Berikut ini beberapa petugas KPPS yang meninggal dunia menjelang pemungutan suara hingga penghitungan suara selesai.
Teguh di Kendal
Anggota KPPS di TPS 011 Kelurahan Curugsewu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Teguh Joko Pratikno (43), meninggal dunia saat bertugas dalam penghitungan suara Pemilu 2024.
Kepala Desa Curugsewu, Khaeri mengatakan almarhum meninggal dunia saat proses rekapitulasi perhitungan suara di TPS pada Rabu (14/2/2024) malam sekitar pukul 23.30 WIB.
Almarhum sempat terjatuh usai berjongkok saat di TPS tersebut. "Setelah terjatuh langsung kejang-kejang," katanya.
Korban sempat dibawa oleh rekan-rekannya ke Puskesmas Patean untuk mendapat pertolongan. Hasil pemeriksaan menyatakan almarhum sudah meninggal saat di TPS.
AJ di Jakarta Pusat
Seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan tunggal di Jakarta Pusat saat hendak mengantarkan logistik dari Kelurahan Kebon Kacang ke Gelanggang Olahraga (GOR) Tanah Abang.
"Kami baru saja mendapat kabar duka. Seorang petugas KPPS meninggal dunia karena kecelakaan," kata Ketua KPU Kota Jakarta Pusat Efniadiansyahdi Jakarta, Kamis.
Korban berinisial AJ, laki-laki 24 tahun, meninggal setelah sepeda motor bermuatan logistik yang dikendarai menabrak trotoar.
"Mungkin kelelahan sehingga hilang fokus lalu menabrak trotoar," jelas Efni.
Larto di Langkat
Petugas KPPS di Desa Sawit Hulu, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat bernama Larto (52) meninggal pada Kamis (15/2/2024) pagi. Larto mengalami sesak napas saat penghitungan surat suara hingga akhirnya meninggal.
"Yang kita dapat informasi dari PPK kita atas nama Pak Larto Desa Sawit Hulu, TPS nya TPS 1," kata Ketua KPU Langkat Sopian Sitepu.
Sopian menjelaskan Larto mengeluhkan sesak saat proses penghitungan surat suara untuk calon anggota DPRD Langkat. Sopian diminta pulang sekitar pukul 02.00 WIB untuk beristirahat.
"Kalau penyebab pastinya kita belum bisa ini ya karena kan, harus ada hasil dari rumah sakit, tapi yang disampaikan rekan-rekan PPK agak sesak malam itu, pulang istirahat, diselesaikan lah pekerjaan itu di TPS sama teman-teman lainnya," jelasnya.
Larto pun kembali datang ke TPS pagi tadi untuk menandatangani berita acara penghitungan surat suara. Namun, Larto saat itu jatuh dan langsung dibawa ke Puskesmas terdekat kemudian meninggal dunia.
Mastur di Seram Timur
Mastur Safua, anggota KPPS Pemilu 2024 di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku meninggal dunia diduga akibat kelelahan saat bertugas pada Pemilu 2024, Rabu (14/2/2024).
Mastur merupakan warga Desa Kufar Bolim, Kecamatan Tutuk Tolu, Kabupaten Seram Bagian Timur.
"Iya, anggota KPPS di TPS 02 Kufar Bolomin meninggal dunia," ujar Humas Polres Seram Timur, Kasubdit Penmas Humas Polres SBT, Bripka Suwardin, saat dikonfirmasi, Kamis (15/2/2024).
Suwardin menjelaskan Mastur sebelum menghembuskan napas terakhir, ia sempat mengalami muntah darah saat sedang bertugas. Mastur kemudian diantar pulang ke rumahnya oleh petugas lain di Desa Kufar Bolim, Kecamatan Tutuk Tulo, Seram Timur.
Setiba di rumah, kata dia, keluarga lantas memutuskan untuk membawa Mastur ke Puskesmas Air Kasar karena kondisi kesehatannya menurun. Namun di tengah perjalanan nyawa Mastur tak bisa tertolong sekitar pukul 15.30 WIT.
Iyos di Jakarta Utara
Ketua KPPS di Rawabinangun, Kecamatan Koja, Jakarta Utara bernama Iyos Rusli meninggal dunia pada hari pemungutan suara.
Kapolsek Koja Kompol Muhammad Syahroni mengungkapkan Iyos awalnya sedang melaksanakan tugas di TPS 70. Saat itu, Iyos sedang membacakan dan menghitung surat suara. Dia tiba-tiba merasa tidak enak badan dan pamit pulang.
Tak lama setibanya di rumah, Iyos kemudian jatuh pingsan. Selanjutnya, Aipda Sigit Kamseno selaku Petugas Bhabinkamtibmas memanggil dokter untuk memeriksa korban.
"Dan sesaat dilakukan pengecekan setelah diketahui korban Iyos Rusli telah meninggal dunia," ucap Syahroni.
Syahroni menyampaikan tak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Namun, ia menyebut Iyos memiliki riwayat penyakit diabetes.
Sinta di Bogor
Seorang anggota KPPS di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor bernama Sinta Maharani meninggal dunia. Polisi menduga dia meninggal karena sakit.
"Betul. Meninggal dunia karena sakit," kata Kapolsek Leuwiliang Kompol Agus Supriyanto dikonfirmasi detikcom, Kamis (15/2/2024).
Sinta bertugas di TPS 7 Kampung Jambu RT 02/02 Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng. Agus mengatakan Sinta sakit ketika sedang melakukan penghitungan suara Pemilu 2024. Dia sempat diantar pulang lebih awal karena sakit.
Dewi di Klaten
Anggota KPPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno,Klaten, Dewi Indriyani (43), meninggal dunia pagi tadi. Saat bertugas di TPS, Dewi sempat sakit.
"Sempat menjalankan tugas dari pagi. Dan sekitar pukul 10.00 WIB kemarin dilarikan ke RS," kata Sekdes Karangturi, Candra Teguh Prakoso, dilansir detikJateng, Kamis (15/2/2024).
Anggota PPS bersama bidan desa membawanya ke RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro saat mengetahui Dewi sakit. Saat dicek, kadar gula dalam darahnya tinggi.
"Saat pengecekan kesehatan, informasinya gula darah tinggi dan hipertensi. Meninggal sekitar pukul 02.50 WIB tadi pagi di RS Tegalyoso (RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten)," ujar Candra.
Arman dan Fuad di Tasikmalaya
Seorang anggota KPPS di Kabupaten Tasikmalaya, Arman Ramansyah meninggal dunia saat bertugas. Selain Arman, Sekretaris PPS Desa Sukamaju, Kecamatan Pageur Ageung bernama Fuad Kholik juga dilaporkan meninggal.
"Kami KPU Kabupaten Tasikmalaya berduka. Anggota KPPS TPS 1 Cipondok (Arman Ramansyah) wafat saat bertugas," kata Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya Ami Imron Tamami, dilansir detikJabar, Kamis (15/2/2024).
2. Petugas KPPS Meninggal Sebelum Pemungutan Suara
Seorang anggota KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten bernama Satriawan dilaporkan meninggal dunia diduga akibat kelelahan saat melakukan tugasnya pada Pemilu 2024, Rabu (14/2).
Satriawan (44) merupakan seorang warga Pasar Kemis, Tangerang. Satriawan disebut meninggal pada Rabu malam.
"Iya, betul. Ada petugas KPPS dilaporkan meninggal, dari informasi yang kami terima meninggal pada pukul 19.30 WIB," kata Kepala Puskesmas Pasar Kemis dr Salwah, dikutip dari Antara.
Salwah menjelaskan Satriawan tidak sadarkan diri ketika proses penghitungan surat suara berlangsung. Para petugas di lokasi langsung memberikan bantuan medis dengan membawanya ke klinik terdekat sebagai upaya penanganan.
Tak lama setelah diperiksa petugas kesehatan, kondisinya semakin kritis hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Dul Hanan di Banyuwangi
Petugas KPPS lain yang meninggal dunia saat menjalankan tugas adalah Ketua KPPS di TPS 18 Desa/ Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur bernama Dul Hanan (50).
"Sekitar pukul 16.00 WIB saat itu masih berlangsung proses perhitungan satu jenis surat suara yakni capres-cawapres. Selesai menghitung surat suara, Dul Hanan mengeluh pusing dan sesak napas. Ia meminta untuk diantarkan periksa ke puskesmas," kata Anggota PPS Desa/ Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Abdul Konik.
Namun, kata Abdul, kondisi Dul Hanan bertambah memprihatinkan dan napasnya tersengal-sengal ketika berada di Puskesmas, sehingga dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Rogojampi.
Dul Hanan diberikan bantuan oksigen dan kondisinya sempat membaik di rumah sakit, meski napasnya masih sering tersengal.
Para petugas PPK mendapat kabar kondisi Dul Hanan kian memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.
Yusrizal dan Abdurrahman di Aceh
Ketua KPPS Desa Mane yang bertugas di TPS 8 Yusrizal dan anggota KPPS Desa Barieh di TPS 2 Kecamatan Mutiara Abdurrahman meninggal dunia saat menjalankan tugas. Keduanya diduga meninggal lantaran kelelahan.
Komisioner Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Pidie Edy Kurniawan mengatakan, berdasarkan informasi yang dia peroleh, keduanya sempat mengalami pusing saat menandatangani dan mempersiapkan kertas undangan pemilih.
"Kalau Yusrizal tiba-tiba merasa pusing saat menandatangani surat undangan, lalu pingsan," terang Edy Kurniawan kepada wartawan, Selasa (13/2/2024).
Hal yang sama juga dialami Abdurrahman. Edy tidak mengetahui secara pasti penyebab kedua anggota KPPS itu meninggal dunia. Sebab, keduanya tidak sempat mendapat perawatan di rumah sakit.
Mereka mengembuskan nafas terakhir saat hendak diantar ke pelayanan kesehatan terdekat.
"Kalau yang dari Mane [Yusrizal] tidak sampai [ke rumah sakit] sudah meninggal dunia, satu lagi [Abdurrahman] sudah sampai [rumah sakit] tapi belum sempat diperiksa [sudah meninggal dunia]," jelas Edy.
Berdasarkan informasi, pihaknya masih berkoordinasi dengan BPJS soal santunan terhadap kedua anggota KPPS tersebut yang meninggal saat bekerja.
Firman di Medan
Ketua KPPS di TPS 6 Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara bernama Firman meninggal dunia.
Camat Medan Baru Frans Seno Ranto Halomoan Siahaan menyebut, informasi mengenai meninggalnya Firman telah dikonfirmasi ke Ketua PPS Kelurahan Babura.
Firman disebut meninggal dunia karena serangan jantung.
"[Meninggal karena serangan] jantung," kata Frans, Selasa (13/2/2024).
Lebih lanjut, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Ketua PPS Babura hingga PPK Kecamatan Medan Baru untuk proses pergantian. Hal itu bertalian dengan jadwal pemungutan suara akan digelar pada Rabu (14/2/2024).
"Untuk melakukan tindakan untuk proses siapa yang menggantikan, kita juga sudah komunikasi dengan PPK kecamatan Babura untuk laporan ke KPU Kota Medan," tuturnya
Rita di Magetan
Rita Setyaningsih, anggota KPPS di Kelurahan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, meninggal dunia pada Senin (12/2/2024).
Rita diduga mengalami kelelahan setelah mengikuti rapat KPPS pada malam harinya.
Adapun Rita sempat dibawa ke RS dr Sayidiman Magetan, tetapi telah meninggal dunia.
"Jadi pulang kerja langsung rapat KPPS, kebetulan dia punya riwayat penyakit liver, mungkin waktu itu karena kelelahan tak dirasa, tiba-tiba sudah enggak kuat, sampai saya larikan ke rumah sakit," terang suami Rita, Sunarso dikutip dari CNN Indonesia TV, Selasa (13/2/2024).
Jenazah ibu tiga anak itu sudah dimakamkan. Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) pun menggelar rapat untuk memilih pengganti anggota KPPS yang meninggal tersebut.
Hendra di Sukabumi
Ketua KPPS 17 di Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi bernama Hendra Lesmana dinyatakan meninggal saat mengikuti pengajian pada 10 Februari lalu.
"Saya dapat kabar tanggal 10 Februari 2024, kami langsung berkunjung ke sana, tentu yang pertama itu kami turut berbela sungkawa, berduka cita atas meninggalnya salah satu jajaran kami," jelas Ketua KPU Kota Sukabumi Imam Sutrisno, dikutip dari detikcom.
"Waktu itu kalau enggak salah beliau ini sore hari berangkat ke pengajian, kejadiannya di lokasi pengajian tapi yang penting untuk digarisbawahi bahwa kami berbela sungkawa," sambung Sutrisno.
Ia juga memastikan meninggalnya anggota KPPS ini apakah dikarenakan penyakit atau kelelahan.
"Itu harus diagnosa dokter, waktu itu kayaknya nggak sempat dilakukan," kata dia.
Jumlah korban meninggal petugas penyelenggara Pemilu 2024 dapat berubah menyesuaikan data di lapangan. Sementara itu, jumlah petugas KPPS yang dirawat di rumah sakit lebih banyak dari korban meninggal dunia.
#yla/pmg