PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) memastikan tidak ada warga di zona merah Gunung Marapi atau dalam radius 4,5 kilometer setelah status gunung tersebut dinaikkan menjadi siaga.
"Dari laporan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar dan Agam, tidak ada lagi warga di radius 4,5 kilometer usai naiknya status Marapi ke siaga," kata Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab kepada awak media di Padang, Jumat (8/11/2024).
Ilham menjelaskan, Pemprov Sumbar bersama dua daerah yang berada di kawasan Marapi, yaitu Agam dan Tanah Datar, telah melakukan rapat koordinasi untuk mengantisipasi bahaya erupsi pada Kamis (7/11/2024) malam.
Hasil rapat tersebut menunjukkan bahwa tidak ada warga yang berada di zona bahaya.
"Warga sudah meninggalkan zona merah untuk berlindung di lokasi aman usai peningkatan status Marapi. Laporannya tidak ada lagi di zona merah. Pada umumnya, warga yang berada di zona merah sudah kembali ke lokasi aman," ungkap Ilham.
Awalnya, beberapa warga masih berada di zona merah karena memiliki ladang atau kebun di kawasan Marapi. Namun, setelah peningkatan aktivitas gunung, mereka telah kembali ke lokasi aman.
"Pemerintah Kabupaten Agam dan Tanah Datar sudah mengeluarkan imbauan dan meminta warga untuk menjauhi zona merah," tambah Ilham.
Pemprov Sumbar, bersama dengan Agam dan Tanah Datar, juga segera melakukan tindakan antisipasi terhadap bahaya erupsi Marapi.
Salah satu langkah yang akan diambil adalah membahas penetapan status tanggap darurat bencana.
"Status tanggap darurat sedang kita bahas. Kemungkinan segera ditetapkan oleh daerah," kata Ilham.
Sebelumnya, Gunung Marapi mengalami peningkatan aktivitas yang menyebabkan statusnya naik dari waspada ke siaga level III. Peningkatan status ini terhitung sejak Rabu (6/11/2024) pukul 15.00 WIB.
Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA), Teguh menyatakan, dalam beberapa hari terakhir, Marapi telah mengalami erupsi, termasuk dua kali erupsi yang terjadi pada hari ini dalam rentang waktu pukul 06.00-08.00 WIB.
"Masyarakat diminta untuk menjauh dari kawah dengan jarak 4,5 kilometer. Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama di saat musim hujan," jelas Teguh.
#kpc/bin