Sayangnya, demi memudahkan kehidupan dunia mereka, ada sebagian orang yang justru memanfaatkan janji Allah terkait balasan bagi orang yang gemar bersedekah.
Orang-orang seperti ini tidak takut untuk melafalkan janji yang sangat muluk di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, setelah Allah mengabulkan apa yang dimintanya, mereka justru berpaling dan melupakan janji agung yang telah diucapkannya.
Waspadalah, sikap seperti ini nyatanya termasuk dalam kemunafikan. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an,
۞ وَمِنْهُمْ مَّنْ عٰهَدَ اللّٰهَ لَىِٕنْ اٰتٰىنَا مِنْ فَضْلِهٖ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُوْنَنَّ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
“Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang shalih.” (QS. at-Taubah: 75)
Ayat di atas menjelaskan tentang sifat atau ciri khas dari orang munafik. Mereka digambarkan sebagai sosok yang tidak takut untuk berjanji atas nama Allah. Janji mereka bahkan terlalu muluk hanya untuk mendapatkan perhatian dan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sayangnya, janji tersebut tidak dibarengi dengan balasan yang sesuai. Ketika Allah telah mengabulkan hajatnya, mereka yang rata-rata berlatar politisi justru mengingkari janji yang telah dibuat sendiri.
Bahkan, mereka dengan bangganya berkata dan menganggap bahwa kesuksesan yang didapatnya adalah hasil jerih payahnya sendiri tanpa adanya campur tangan dari Allah.
Naudzubillah min dzalik, begitu buruknya sifat orang-orang munafik ini. Sedekah nyatanya hanya sekedar janji bagi mereka untuk menarik perhatian Allah Ta’ala saja. Setelah keinginannya didapatkan, maka sedekah bukan lagi menjadi hal yang mereka utamakan.
Semoga kita terhindar dari sifat buruk ini. Semoga kita bukan bagian dari orang-orang munafik tersebut.
#aksiamal.com
