MARKETER, bagaimana pun adalah pekerja lapangan. Meski, berkat dukungan teknologi komunikasi, sekarang tak harus lagi selalu melakukannya dengan cara door to door seorang marketer tetaplah tak bisa menghindar dari kemungkinan secara aktif menemui dan menjalin komunikasi dengan banyak orang.

Dalam usaha media, termasuk media online, tentu juga ada individu-individu yang bertindak selaku marketer. Sebab selain merupakan lembaga publikasi atau penyebarluasan ragam informasi ke khalayak luas, media secara umum tumbuh dan berkembang dari pemasukan iklan/pariwara/advertorial yang didapat dari para mitra.

Selaku marketer atau penjual space iklan media online, cara yang lazim dilakukan sekarang adalah: bikin database yang memuat tentang identitas calon pengiklan potensial. Kirim ke mereka surat penawaran dilampiri media kit media kita, lalu beberapa hari kemudian kita telpon untuk konfirmasi. Jika terlihat ada lampu hijau, segera bikin janji ketemu dan jangan beri kesempatan dia untuk mengulur waktu!

Tapi sebelum itu, mari kita pahami dulu secara simple pengetahuan dasar tentang dunia iklan di media, khususnya media online SumatraZone.

1. Pengiklan dibagi 2 kategori:

A. PENGIKLAN EMOSIONAL

Adalah orang yang memasang iklan hanya karena kedekatan emosional dengan pihak media. Bisa karena hubungan baik dengan wartawan, marketer iklan ataupun pihak manajemen media. 

Kategori ini banyak terjadi dan dimanfaatkan terutama oleh media-media baru yang belum begitu memiliki brand image memadai. Artinya, pemilik produk sebenarnya belum atau bahkan tidak menganggap media online kita sebagai media yang pas dan efektif untuk mengiklankan produknya. Tapi oleh karena kedekatan emosional tersebut, maka mereka kemudian memasang iklan. 

Pemahaman yang perlu ditekankan kepada mereka para pengiklan emosional adalah bahwa mereka jauh lebih hemat jika beriklan di media online dibanding harus beriklan di media cetak, televisi atau radio yang cenderung mematok tarif iklan lebih tinggi dengan alasan klasik bahwa biaya produksi yang harus dikeluarkan relatif lebih besar. Sementara, kita sama-sama mafhum jika ditilik dari efektivitas dan jangkauan pembaca, media online justu jauh lebih menjanjikan ketimbang media cetak, televisi atau radio, karena dalam tempo singkat berita atau iklan yang tersaji di media online bisa dibaca atau dilihat oleh khalayak di belahan dunia mana saja. 

Marketer andal biasanya akan memanfaatkan dengan 
sebaik-baiknya keberadaan pengiklan emosional melalui cara menjalin komunikasi secara intens, memposisikan diri sebagai teman ngobrol, teman diskusi atau kalau perlu menjadi konsultan promosi! 

Marketer juga wajib me-maintenance dan meng-entertaint pemasang iklan jenis ini. Misalnya, bekerjasama dengan pihak redaksi untuk sesering mungkin mengcover setiap kegiatan mereka, selalu datang ke setiap undangan yang diberikannya, memberikan ucapan selamat ketika mereka berulang tahun dan sebagainya.

Intinya, buat mereka senang dan merasa berhutang budi kepada kita! Pasti, dia akan berusaha membalasnya, minimal dengan cara memberi iklan. 

Bagi marketer yang mampu membaca peluang, kondisi media online yang belum begitu memiliki brand image justru menjadi lahan segar untuk menangguk rezeki sebanyak-banyaknya melalui perolehan iklan. Bisa berupa iklan ucapan selamat momen-momen hari besar (daerah/nasional/dunia), iklan usaha/produk, hingga iklan dukacita atas wafatnya para tokoh/pesohor/pejabat tinggi (daerah/nasional/dunia).

Pertama, marketer lebih luwes dalam menawarkan iklan karena space atau kavling iklan yang tersedia otomatis masih banyak. 

Kedua, kompetisi sesama marketer di media yang sama dalam hal perolehan iklan belum seketat media yang marketer iklannya sudah bejibun. 

Ketiga, yang bikin tambah semangat, fee atau komisi yang diberikan manajemen media online untuk para marketer biasanya jauh di atas fee yang diperoleh marketer media cetak yang biasanya tak lebih dari 20% dari harga jadi iklan.  

B. PENGIKLAN RASIONAL

Adalah orang yang memasang iklan karena memang membutuhkan. Biasanya terjadi pada media-media arus utama atau mainstream yang secara brand memang sudah kuat dan dianggap sebagai media iklan yang pas dan efektif. Marketer di media seperti ini tentu bisa bekerja lebih ringan dibanding bekerja di media baru. Namun demikian, cara-cara di atas tetaplah harus dilakukan agar mereka tak lari ke media lain.

Bagaimanapun, kompetitor harus selalu dilihat sebagai sosok hantu yang setiap saat mengintai kapan kita lengah dan siap merampas apa yang selama ini sudah kita bangun. Marketer iklan di media arus utama atau mainstream biasanya hanya lebih banyak bermain-main dengan angka, misalnya soal potongan harga iklan, bonus liputan dan sebagainya.

2. Jenis iklan dibagi 2 kategori:


A. HARD SALE

Adalah jenis iklan yang dipasang dengan target untuk penjualan produk dengan segera. Produk-produk yang ditawarkan pengiklan biasanya berupa barang-barang konsumsi, kebutuhan hidup sehari-hari dan berbagai macam barang primer lainnya.

Koran harian atau media-media umum yang dibaca oleh berbagai macam kalangan, banyak menjadi pilihan para pemasang iklan jenis ini ketimbang media online. Umumnya berbentuk iklan baris, advertorial, iklan kolom atau display. Nah, selaku marketer iklan media online, tak usah pula repot-repot menguber iklan beginian! Forgot it!

B. SOFT SALE

Adalah jenis iklan yang dipasang dengan tujuan membangun citra, meningkatkan image atau untuk branding. Produk yang ditawarkan pengiklan biasanya berupa barang-barang mewah seperti, mobil mewah, barang elektronik, real estate, hotel bintang atau resort.

Majalah life style atau media-media spesifik dengan lux performance biasanya akan menjadi pilihan pemasang iklan jenis ini. Umumnya berbentuk advertorial atau iklan display full color dengan mengeksplor secara maksimal tampilan visual produk tersebut.

====================

■Marketer andal, harus memahami dengan baik produk yang akan dijual sekaligus juga harus mengenali para kompetitornya. Selain itu juga harus senantiasa memahami apa yang dibutuhkan calon pengiklan. 

Pemahaman holistik, yang akan membuat seorang marketer bisa tampil percaya diri dan lancar berkomunisasi. Dengan begitu, setiap saat dan di manapun ia akan siap memberikan solusi bagi para calon pengiklan yang ingin mengembangkan pasar atau bahkan sedang kebingungan mau menjual produknya.

Misalnya, jika yang kita jual adalah space iklan di majalah gaya hidup, ya jangan menawarkannya kepada perajin kompor minyak! Salah-salah, kamu malah dimintai sumbangan dana untuk tambah modal!  

Atau sebaliknya, menawarkan iklan di koran kriminal kok malah mengunjungi main dealer mercedes benz ?? Bisa jadi, kamu malah diusir satpam!, hehe….

■Marketer juga harus mampu tampil sangat meyakinkan. Jangan terkesan dekil dan oneng. Kita harus bisa jadi teman diskusi yang menyenangkan, paham persoalan dan tidak terkesan mau meminta bantuan. Kedatangan kita adalah untuk membantu mengatasi blunder pemasaran produk mereka yang mampet. Dengan begitu, kita akan bisa mendikte mereka. Nah, yang terpenting dari yang penting-penting, haram hukumnya marketer itu jutek!!

■Berminat jadi BIRO IKLAN atau sekedar menjadi freelancer marketing iklan media online www.sumatrazone.co.id ⁉ Untuk persyaratan dan ketentuan berlaku, silahkan hubungi kami, Divisi Marketing & EO PT. SUMATERA MEDIA MAJU SEJAHTERA melalui Hp/WA: +62 831 8167 5398
***







 
Top