PADANGPARIAMAN, SUMBAR -- Seorang anak perempuan berusia 10 tahun di Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) telah menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri.

Diketahui, akibat tindak kekerasan yang ia alami, bocah tersebut mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya. I harus mendapatkan perawatan di RSUD Pariaman karena luka lepuh, lebam dan kesulitan buang air kecil.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Dinas Sosial (Dinsos) Padang Pariaman, Siska Primadona, mengatakan, korban kini telah dibawa ke Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional I Padang, setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, Selasa (13/6/2023).

Siska juga mengungkapkan, korban telah mendapatkan pendampingan dari pihak-pihak terkait.

Pendampingan tersebut termasuk trauma healing, pemeriksaan kesehatan fisik dan psikis, serta bantuan pada keluarga korban.

"Jadi sekarang kami mendampingi korban untuk mendapat perawatan lebih lanjut, membawanya ke BBPPKS," katanya, Rabu (14/7/2023).

Tak hanya korban, segenap keluarganya juga dibawa ke BBPPKS untuk mendapatkan perawatan mental dan kesehatan.

Ibu Korban Jalani Pemeriksaan

Diketahui, ibu yang tega menyiksa anaknya sendiri berinisial WW (42).

Kini, pihak kepolisian sedang melakukan pemeriksaan terhadap tersangka.

Kasat Reskrim Polres Pariaman, AKP Muhamad Arvi mengungkapkan, pihaknya bakal memeriksa kondisi kejiwaan tersangka.

"Tujuannya untuk memperjelas penyebab alasan tersangka melakukan kekerasan pada anak kandungnya," jelas Arvi, Rabu (14/6/2023).

WW juga terancam hukuman tujuh tahun penjara.

Mulanya, WW disangkakan UU Perlindungan Anak dengan ancaman lima tahun penjara.

Namun, korban merupakan darah daging sendiri, maka hukuman ditambah sepertiga.

Diketahui, korban disiksa dengan cara dibenturkan ke dinding, hingga dipukul dengan benda tumpul.

Akibat dari penyiksaan, korban harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Pariaman.

“Korban diperiksa di RSUD Pariaman. Setelah dicek, ternyata perut korban menggembung karena tidak bisa buang air kecil. Korban pun tidak merasa ingin buang air kecil,” jelas Arvi.

#kpc/bin





 
Top