PADANG — Pada Selasa (23/4/2024) lalu, Pemerintah Kota (Pemko) Padang menggelar rapat koordinasi bersama Satuan Gugus Tugas Kota Layak Anak 2024 tentang persiapan Pemko Padang dalam mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Layak Anak, bertempat di Aula Balaikota Padang, Aiepacah, Kecamatan Kototangah.

Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh unsur Fokopimko Padang, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, pihak kecamatan, kelurahan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus dalam hal perlindungan anak di Kota Padang.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Padang Eri Sendjaya mengatakan, kegiatan ini merupakan rapat pertama yang digelar dengan tujuan untuk menyamakan visi dan misi tentang Kota Layak Anak.

“Hari ini (kemarin) kita rapatkan lagi agar sesuai dengan program dan fungsi dari masing-masing unsur. Dengan kerja sama yang bagus tentunya kita bisa mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Layak Anak,” katanya.

Ia menambahkan, predikat penghargaan program Kota Layak Anak bukanlah tujuan utama bagi Pemko Padang. Ia menyebut hal yang paling penting saat ini dilakukan oleh Pemko Padang bagaimana bisa mewujudkan Kota Padang sebagai kota yang benar-benar layak untuk anak dan perempuan.

“Penghargaan merupakan apresiasi dari apa yang kita lakukan. Tujuan intinya adalah mempersiapkan sarana dan prasarana agar dapat dinikmati oleh anak-anak. Seperti taman terbuka untuk anak, sarana sekolah, sarana ibadah dan yang lainnya tentu harus ramah anak,” ucapnya.

Eri mengungkapkan, untuk mewujudkan sekolah ramah anak sendiri ada berapa persyaratan yang harus dipenuhi agar sesuai dengan predikat sekolah ramah anak.

 “Bahkan di beberapa sekolah kita sudah berhasil memperoleh predikat sebagai sekolah ramah anak. Untuk itu perlu kolaborasi dalam mewujudkan hal serupa ke depannya,” ungkapnya.

Selain itu di Kota Padang akhir-akhir ini juga sempat muncul persoalan yang cukup mencuat, seperti maraknya aksi tawuran pelajar dan juga ancaman dari para pelaku kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur.

Eri mengatakan, pihaknya akan berfokus penuh dalam mengantisipasi dan memberikan pelayanan kepada para korban dari kasus-kasus yang berdampak kepada anak itu.

“Kami memiliki lembaga yang dibentuk khusus untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Kita memiliki psikolog dan pendamping khusus yang diarahkan untuk para korban. Untuk pelaku kita akan berkoordinasi dengan kepolisian,” ujarnya.

Untuk itu ia juga mengatakan akan semakin menguatkan koordinasi untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang berdampak pada anak, seperti berkolaborasi dengan OPD atau instansi terkait untuk bersama-sama mengantisipasi bahaya dari aksi tawuran dan bahaya dari kekerasan seksual kepada anak.

“Dengan tim yang solid kita dapat berfokus kepada pemeliharaan psikologis korban agar tidak menjadi pelaku dimasa yang akan datang. Kita juga berupaya untuk mengurangi angka kekerasan terhadap anak dengan melibatkan tokoh masyarakat dan orangtua. Mereka harus ikut andil dalam setiap persoalan kasus kekerasan yang ditemukan dengan melaporkan kasus tersebut,” pungkasnya. 

#rel/ede




 
Top