KUTIANYIA (disebut pula Suku Kutianyie dan terkadang di beberapa tempat juga disebut sebagai Suku Koto Anyia) adalah salah satu suku (klan) Minangkabau yang tergolong ke dalam rumpun Kelarasan Nan Panjang. Suku ini berkerabat dengan suku Jambak dan suku Pitopang.
Berdasarkan asal usulnya, suku ini bersama suku Jambak merupakan pecahan-pecahan dari suku Guci.
Menurut beberapa pendapat, nama Kutianyie atau kutianyir memiliki arti nama pohon mengkudu. Namun berdasarkan sumber tradisi lisan dari masyarakat yang terkait, terkadang nama 'Kutianyie' disebut sebagai 'Guci-anyie', berhubung suku ini merupakan pecahan dari suku Guci.
Adapun sub klan suku ini meliputi Kutianyia Baruah, Kutianyia Ikua Pancah, Kutianyia Kampuang Tangah, Kutianyia Kapalo Bancah, Kutianyia Kapalo Labuah, Kutianyia Pitopang dan Kutianyia Tabek Lintang.
Suku serumpunnya adalah suku Pitopang, suku Jambak, suku Salo dan suku Bodi.
Gelar pangulu suku Kutianyie antara lain :
- Datuak Rajo Mandaro.
- Datuak Itam (Payokumbuah).
- Datuak Majo Dirajo dan Majo Batuah (di Jorong Piladang, Nagari Koto Tangah Batu Hampa, Kec. Akabiluru, Kab. Lima Puluh Kota)
- Datuak Taluma Basa (di Padang Lua, Nagari III Koto, Kec. Rambatan, Kab. Tanah Datar).
- Datuak Mansoik (di Nagari Taeh Baruah, Kec. Payakumbuh, Kab. Lima Puluh Kota).
- Datuak Bagindo Sati (di Nagari Limbanang, Kec. Suliki, Kab. Lima Puluh Kota).
- Datuak Majo Nan Hitam (di Jorong Tanjung Jati, Nagari VII Koto Talago, Kec. Guguak, Kab. Lima Puluh Kota).
- Datuak Panduko Malano (di Nagari Simpuruik, Kec. Sungai Tarab, Kab. Tanah Datar).[3]
- Datuak Tiko Sati (di Kec. Suliki dan Kec. Gunuang Omeh, Kab. Lima Puluh Kota).
Mitos Hujan ketika "Baralek"
Suku Kutianyie maupun Suku Jambak mempunyai sebuah mitos yang dipercaya oleh warga sukunya yaitu apabila ada acara "baralek" atau pesta pernikahan anggota suku, maka biasanya akan terjadi hujan. Gadis dan keturunan Kutianyie sering juga dalam mitos disebut putri dewi, lantaran "padusinyo banyak nan tacilak" (perempuannya banyak yang cantik-cantik) dan laki-lakinya gagah-gagah.
Suku Kutianyia banyak ditemukan di Kota Padang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Kabupaten Solok dan berbagai daerah lainnya di Sumatera Barat.
Pada zaman Kerajaan Pagaruyuang, kepala suku Kutianyia di Payakumbuh (Limbanang) yang bernama Datuak Bagindo Sati dikenal sebagai orang yang alim dan bijaksana, beliau juga merupakan sahabat terbaik Raja dari Pagaruyung. Jika Raja mengadakan acara atau melakukan perjalanan di daerah Luhak Limopuluah, maka Datuak Bagindo Sati yang sering diminta untuk menemani Sang Raja sehingga Suku Kutianyia sangat disegani dan dihormati oleh masyarakat Minangkabau terutama di Luhak Limopuluah.
#red