SURABAYA -- Pada 95 tahun yang lalu, di rapat pertama sebelum Sumpah Pemuda kali pertama diikrarkan, seorang pemuda 23 tahun asal Tuban menyampaikan: “Percerai-beraian itu wajiblah diperangi, agar kita bisa bersatu”. 

Di tahun 2023 ini, masih dengan semangat dan anak-anak muda yang kreatif, Perpustakaan PCU (Petra Christian University) mengajak kita semua untuk kembali menghayati sumpah tersebut lewat berbagai kompetisi.

Puncak acara kompetisi tersebut adalah dengan digelarnya pameran hasil karya para mahasiswa PCU. Pameran dapat dinikmati bersama dalam kegiatan bertajuk “Pemuda Inspiratif: Beraksi, Berkreasi dan Berprestasi” pada Jumat (27/10/2023) mulai pukul 13.00 WIB.

#Order Publikasi, Promosi/Iklan di Sumatrazone, Silakan Hubungi Kami! 

“Kami ingin menumbuhkan, mengobarkan rasa nasionalisme dan kebangsaan di kalangan para pemuda generasi bangsa, khususnya mahasiswa PCU. Supaya tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa di tengah segala perbedaan suku, ras, agama, dan budaya, serta meningkatkan kepedulian di tengah penggunaan teknologi informasi yang cenderung membuat individualisme semakin meningkat,” ungkap Dian Wulandari, S.IIP., selaku Kepala Perpustakaan PCU.

Giant Book Photobooth yang diberi judul “Buku Besar Pemuda Masa Kini" berukuran 2 meter x 2,44 meter dengan tebal 60 centimeter hadir menyapa pengunjung Perpustakaan PCU yang berada di Gedung Radius Prawiro lantai 6, Kampus Utama PCU.

Pameran ini ditata sangat apik, bersanding dengan 28 karya Creative Adv terbaik bertema Sumpah Pemuda, dan 12 karya essay terbaik yang ditulis tangan dalam kertas ukuran A3 menceritakan makna Sumpah Pemuda.

Kobaran semangat dari para peserta pameran yang merupakan mahasiswa PCU ini sangat tercermin dari karya yang terkumpul. Salah satu karya Creative Adv yang menarik adalah milik Liem Abigail Indira Salim.

Mahasiswi program DKV PCU itu membuat karya yang diberi judul “Mengikat Perbedaan. Melangkah Bersama”. Abigail merinci, idenya itu diambil dari peran tali sebagai pengikat dua bagian kanan dan kiri pada sepatu.

Abigail memilih gambar sepatu warna merah dan bagian kirinya diberi warna putih yang mana melambangkan identitas Indonesia. Uniknya, tali sepatunya digantikan dengan ikatan tangan yang menandakan suatu perjanjian dan sumpah yang tidak dapat terputus. Sementara itu bagian lidah sepatu diberi warna biru sebagai gambaran perairan di Indonesia yang terdapat banyak pulau di dalamnya namun tetap satu kesatuan walau terpisah-pisah. 

#Ayo Jadi Biro Iklan Sumatrazone! 

“Sama halnya dengan Sumpah Pemuda. Sebagai generasi muda, kita harus mengingat Sumpah Pemuda dan mengikat perbedaan, agar tercipta kesatuan yang membantu seluruh lapisan masyarakat Indonesia melangkah bersama untuk mencapai cita-cita bangsa. Ketika kesatuan dan persatuan mulai pudar, di situlah Sumpah Pemuda berperan sebagai pengingat,” rinci mahasiswi angkatan 2021 itu.

Tak hanya itu, pameran yang berlangsung selama satu bulan ini dibuka dengan aksi menggambar dari beberapa mahasiswa DKV PCU untuk mengajak para pengunjung mengekspresikan pemikirannya tentang tentang Sumpah Pemuda. 

Di atas kertas A3, para mahasiswa PCU itu akan “bercerita” mengenai pentingnya memelihara rasa nasionalisme meski berbeda. Kemudian, para pengunjung bisa melihat hasil karya catatan pemuda masa kini milik para mahasiswa PCU. 

Pada kesempatan ini juga, para pengunjung dapat mengekspresikan “rasa”nya pada Giant Book Photobooth.

#dtk/ede



  

 
Top