BANDA ACEH -- Selama dua hari mulai Sabtu (14/1/2023) kemarin, Rumah Relawan Remaja memamerkan karya anak-anak dari lima desa pelosok Aceh di Museum Tsunami dalam Festival Pustaka Kampung Impian. Karya yang dipamerkan berupa gambar, tulisan, prakarya, dokumentasi foto, permainan tradisional dan ragam pertunjukan dari daerah masing-masing.

Desa-desa yang menampilkan karya yakni, desa Lapeng Pulo Aceh, Aceh Besar, desa Bah dan Serampah dari Aceh Tengah serta Desa Baling Karang Aceh Tamiang.

“Tema kampungku sekolahku, jadi menggambarkan kampung adalah ruang belajar anak-anak dan tema besarnya memang pustaka kampung impian mengedepankan bagaimana kampung merupakan tempat belajar. Anak-anak desa merupakan anak yang berbakat, apalagi ketika diberi akses, kita datang untuk membuka akses,” kata Direktur Rumah Relawan Aceh, Rahmania Rahman, Minggu (15/1/2023).

Lanjutnya, perpustakaan yang telah dibuka saat ini ada di empat kabupaten dan di lima desa pedalaman Aceh. Pustaka untuk anak desa itu telah dibuka sejak 2016 di beberapa pelosok kampung yang dipenuhi anak-anak mulai dari kelas tiga sekolah dasar hingga kelas satu sekolah menengah pertama.

“Kita membuka komunitas ini ingin menunjukkan  akses kesetaraan itu penting karena dengan akses anak-anak dimanapun dan siapapun termasuk di desa-desa terpencil bisa mengembangkan bakatnya, karena terkadang anak desa mendapatkan hak pendidikan yang tidak layak dengan fasilitas yang kurang dan lainnya. Kedua untuk menunjukkan agar mereka dapat percaya diri walaupun berasal dari desa yang jauh dari kota, jika banyak belajar pasti bisa,” ungkapnya.

Kemudian, Rumah Relawan Remaja biasanya mendatangi pedesaan dengan membawa segala peralatan dan teori pendidikan merdeka untuk anak-anak di pedalaman Aceh, saat ini jumlah relawan 20 orang yang tersebar di empat kabupaten.

“Kita mengedepankan kesetaraan belajar literasi sehingga anak-anak mendapat akses yang sama seperti di Banda Aceh dan pustaka tersebut kita sediakan di balai-balai,” ucapnya. 

Menurut Rahmania saat ini terdapat perubahan  perspektif pada anak-anak yang semakin mau belajar dan orang tua yang mendukung, itu menjadi perubahan  yang sangat signifikan bahwa belajar sangat lah penting.

“Harapannya anak-anak dapat terus belajar dan menimba ilmu, kemudian kembali ke kampung masing masing untuk membangun kampungnya,” pungkas Rahmanisa.

#ajnn/gia




 
Top