PADANG -- Dinas Perikanan dan Pangan (DPP) Kota Padang mulai membagikan bibit ikan dan tanaman kepada masyarakat. Pembagian bibit ikan dan tanaman ini dalam rangka menjaga ketahanan pangan Kota Padang di tahun 2023, agar kelangsungan pangan masyarakat bisa tetap terjaga.

Hal tersebut disampaikan Kepala DPP Kota Padang Guswardi kepada awak media di ruang kerjanya, Jumat (20/1/2023).

Menurutnya, setiap tahun DPP Kota Padang selalu menyisihkan anggaran untuk penyaluran bibit-bibit kepada masyarakat. Adapun bibit-bibit dimaksud berupa bibit buah, sayuran serta bibit cabai.

BACA JUGA: Wali Kota Padang Klaim di 2022 Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan dan Pengangguran

Pada tahun 2022 lalu, pihaknya menggunakan anggaran sebanyak Rp 100 juta lebih khusus untuk penyaluran bibit-bibit tersebut. Kemudian untuk tahun 2023 ini pun tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu. Program penyaluran bibit tersebut tentunya bertujuan meningkatkan ketahanan pangan di Kota Padang.

Terkait upaya menjaga ketahanan pangan, ia menyebut DPP Kota Padang secara rutin melakukan pengecekan harga kebutuhan pokok. Sehingga setiap hari selalu ada laporan masuk dari tim yang turun ke lapangan.

“Pastinya setiap hari kami cek harga kebutuhan pokok, seperti cabai, beras, telur dan lainnya. Apakah harganya mahal atau terjangkau oleh masyarakat. Sehingga ketika terjadi kenaikan harga ataupun kelangkaan kebutuhan pokok di pasaran, kami akan langsung mengetahui dan bergerak mengatasinya,” tuturnya meyakinkan.

Guswardi mengklaim bahwa sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya kebutuhan pokok yang mengalami kelangkaan ataupun kenaikan harga yang berlebihan. Adapun kebutuhan pokok yang saat ini harganya sedikit mengalami kenaikan yaitu beras Solok, namun di sisi lain masih ada beras Bulog dengan harga yang mudah dijangkau masyarakat.

Untuk harga cabai pun sekarang juga stabil. Artinya, urai Guswardi, selain beras Solok yang lumayan naik, selebihnya dalam kondisi normal dan tidak langka. Ketersediaan beras Bulog pun cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin membeli” paparnya.

Kehadiran 50 ribu ton beras Bulog saat ini diyakini tidak akan membuat masyarakat merasa kekurangan atas kebutuhan terhadap beras. Namun jika memang lebih suka beras lain pun, menurut Guswardi juga tidak ada kelangkaan. Masyarakat bebas ingin mengkomsumsi beras yang manapun.

#lim/ede




 

 
Top