IMELDA SARI
Wakil Sekjen Partai Demokrat
JAKARTA -- Ajakan Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (Waketum PAN) Viva Yoga Mauladi supaya Partai Demokrat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendapat respons positif dari sejumlah petinggi parpol besutan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut. 

Wakil Sekretaris Jendetal (Sekjen) Partai Demokrat, Imelda Sari, mengapresiasi ajakan PAN dan tentu saja pihaknya "wellcome" atau menyambut ajakan positif tadi dengan tangan terbuka. Namun demikian,  keputusan tentang arah koalisi masih menunggu sidang Majelis Tinggi dan hasil keputusan Rapimnas Partai Demokrat.

"Sambil menunggu, komunikasi telah kami bangun dengan beberapa partai, antara lain PDIP maupun Partai Gerindra serta rekan-rekan koalisi mereka," ungkapnya.

Menurut Imelda Sari, cukup bagus jika Demokrat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju atau KIM. Karena, Demokrat sudah bekerja sama dengan Gerindra saat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Juga, dengan PAN pada Pemilu 2004 dan 2009.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum)  PAN Viva Yoga Mauladi mengajak supaya Demokrat merapat ke KIM untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pilpres 2024. Diketahui, pasca hengkang dari Koalisi Perubahan dan Persatuan atau KPP, Demokrat belum memutuskan akan berlabuh ke koalisi yang mana. Pada sisi lain, sejumlah elite parpol mulai melirik Parpol ini untuk diajak berhabung ke poros koalisi masing-masing. 

Viva melontarkan ajakan tersebut sebagai respons atas momen langka keakraban Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY di acara perayaan HUT ke-64 Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) pada Selasa (12/9/2023) lalu.

Pada kesempatan tersebut khalayak luas menyaksikan begitu mesranya Prabowo dan SBY. Tak hanya duduk bersebelahan, dalam momen itu keduanya bahkan kompak melantunkan tembang "Manis dan Sayang" -nya group band legendaris Koes Plus bersama sejumlah purnawirawan lainnya. 

Pada momen tersebut, Prabowo bahkan terlihat sangat santun dan hormat kepada SBY, sosok yang pernah menjadi orang nomor satu Indonesia selama dua periode. Kepada SBY, ia berulangkali melakukan gerakan yang dalam adat Jawa disebut "sembah asta", yakni posisi menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada menunjukkan kerendahhatian, ketundukan dan pengakuan bahwa lawan bicara memiliki posisi lebih tinggi. 

Waketum PAN Viva Yoga berharap kemesraan dua tokoh nasional tersebut tidak cepat berlalu. 

"Melihat keakraban Pak SBY dan Pak Prabowo seperti itu, maka ada lagu yang bisa mengiringinya, yaitu kemesraan ini janganlah cepat berlalu..," ujarnya merujuk tembang hits ciptaan musisi Iwan Fals yang pada era '90-an dibawakan oleh sejumlah legenda musik tanah air, antara lain Chrisye dan Grace Simon.

Viva Yoga menyebut partainya berharap Demokrat dapat bergabung bersama Koalisinya. Menurutnya, jika Partai Demokrat bergabung akan memperbesar basis konstituen.

"PAN berharap betul agar Partai Demokrat dapat bekerjasama dan berkoalisi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM)," ungkapnya ngarep. 

"Alasannya, pertama, PD memiliki basis konstituen militan. Apabila digabung dengan partai politik lain di KIM maka akan memperbesar basis konstituen serta menambah suara," sambungnya.

Tidak hanya itu, Viva Yoga mengatakan PAN, Gerindra dan Demokrat memiliki pengalaman bekerja sama dalam pilpres. Sehingga menurutnya akan mudah dalam bekerjasama.

Terkait visi yang dinilai kontradiktif, dimana Demokrat menggaungkan perubahan sementara KIM adalah kelanjutan pemerintahan Jokowi, Imelda Sari lebih lanjut menekankan bahwa komunikasi dengan beberapa parpol telah dilakukan oleh pihaknya sejak Majelis Tinggi Partai Demokrat menyatakan keluar dari koalisi sebelumnya, per 1 September 2023.

"Tagline perubahan dan perbaikan itu, memang milik Demokrat dan digunakan sejak HUT tahun lalu. Itu juga menjadi dasar Demokrat untuk memperjuangkan harapan rakyat," tegasnya.

Adapun jika nantinya Demokrat bergabung ke KIM, imbuh Imelda, beberapa kebijakan yang baik tetap dilanjutkan. Sementara kebijakan yang belum baik, akan diubah dan diperbaiki. 

Setelah keluar dari Koalisi Perubahan dan Persatuan, Partai Demokrat belum memutuskan akan berlabuh ke koalisi yang mana. 

Seiring itu, Wakil Ketua Umum (Waketum)  PAN Viva Yoga Mauladi berharap, Demokrat merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pilpres 2024.

Saat ini, KIM terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Gelora dan Partai Bulan Bintang (PBB). Mereka sudah mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo sebagai Capres 2024.

“Saya berharap agar Partai Demokrat bisa ikut bergabung dengan KIM,” kata Viva di kantor DPP PAN, Pancoran, Jakarta pada Selasa (12/9/2023).

Menurut Viva, Demokrat punya jejak sejarah membentuk koalisi bersama PAN dan Gerindra. Sehingga, kata dia, parpol yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu bisa saja bergabung dengan KIM.

Wakil Sekjen Demokrat lainnya, Jansen Sitindaon juga mengapresiasi ajakan PAN tersebut. “Pilihannya memang bergabung ke koalisi Pak Ganjar Pranowo atau Pak Prabowo,” ungkap Jansen. 

Dia mengakui, ada juga suara-suara yang mendorong Demokrat membentuk poros keempat. Tetapi, kata Jansen, melihat realitas yang ada sekarang, sulit membentuk poros keempat. "Yang paling rasional saat ini, bergabung dengan koalisi Prabowo atau Ganjar," tandasnya.

Jansen menambahkan, tim Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat sedang menjajaki dan membangun komunikasi dengan koalisi pendukung Prabowo dan Ganjar.  

#rmo/ede





 
Top