PADANG -- Sejumlah warga dari kelompok ternak yang berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung kecewa berat akibat matinya 650 ekor ayam bantuan dari Pemerintah Kota (Pemko) Padang melalui Dinas Pertanian. Diketahui bantuan bersumber dari dana Pokok Pikiran (Pokir) Ketua DPRD Padang, Syafrial Kani.

Kelompok ternak dengan nama Kelompok Wanita (KWT) Tani Jaya yang beralamat di Jalan Jaruai RT 002 RW 006 Kelurahan Bungus Barat ini meminta kepada Pemko Padang, untuk mengganti kembali keseluruhan ternak yang mati tersebut.

“Proyek pengadaan unggas jenis ayam kampung ini telah gagal. Karena dalam jangka waktu satu minggu, ayam yang didatangkan kepada kami mati semua. Kami tak ingin Pemko Padang menggantinya setengah-setengah. Harapan kami ingin diganti semuanya,” tegas Ketua KWT Tani Jaya Mega Rosalina kepada awak media, Rabu (8/2/2023), didampingi sejumlah pengurus.

Mega menerangkan, awal mulanya Dinas Pertanian mendatangkan ayam tersebut pada malam hari di akhir Desember 2020 dengan jumlah 615 ekor. Selang beberapa hari kemudian, 35 ayam datang lagi kesana, sehingga KWT Tani Jaya mendapatkan bantuan ayam sejumlah 650 ekor.

Pas ayam tersebut datang, Mega sempat menanyakan kepada penjualnya bahwa ayam yang dikirim berukuran "kecil- kecil". Selain itu ia juga sempat bertanya ayam tersebut dikirim darimana?

Sebelum ayam datang, kelompoknya pun juga sudah mempersiapkan kandang yang representatif beserta makanan dan minumannya, guna memenuhi syarat untuk memperoleh ayam bantuan itu.

“Penjualnya menjawab memang Dinas Pertanian yang mengorder ayam dengan ukuran kecil tersebut. Ayam didatangkan dari Payakumbuh, namun tidak langsung dibawa ke Padang. Karena disortir dulu di Pariaman, baru dibawa kesini dan itu sudah malam sampai di kandang. Pas ayam datang pun kami lihat, ayam nya juga kurang sehat,” tuturnya.

Kesedihan anggota KWT Tani Jaya pun sebut Mega bertambah dalam, karena ayam peliharaan pribadi yang berlokasi di sekitar kandang, juga mengalami mati mendadak.

“Ayam di sekeliling juga mati mendadak akibat tertular ayam bantuan itu. Masyarakat disini juga sempat beberapa hari mengalami demam, akibat penyebaran virusnya. Jikalau ayam bantuan ini sehat, sudah terbayang pula bagi kami sebelum lebaran, ayam nya sudah bisa dipanen dan telurnya bisa dijual,” ujarnya sedih.

Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Syafrial Kamat, menjawab konfirmasi awak media, mengatakan, ayam jenis KUB yang dikirim ke KWT Tani Jaya Bungus dalam keadaan sehat dan bagus. Informasi tersebut ia peroleh dari koordinator penyuluh.

Ia pun mendapat laporan bahwa penyebab ayam mati ada beberapa faktor. Pertama, kandang kurang representatif. Dilihat dari ukuran kandang yang kecil. Penyebab kedua, ayam kurang terurus karena peternak tidak memberikan ayam makan dan minum yang cukup. Ketiga, kandang ayam tersebut tidak bersih, karena ada bau amoniak dalam kandang.

“Ayam tersebut mulai mati pada hari ketiga setelah kami drop ke kandang. Pada saat itu, dokter hewan menyarankan pisahkan yang sakit dan sehat, agar kematian ayam tidak banyak. Namun tidak dilakukan. Sehingga pada hari ketujuh telah mati 178 ekor dan hari kedelapan mati sebanyak 278 ekor,” paparnya berdalih.

Dinas Pertanian pun sebut Syahrial Kamat, hanya bisa mengganti ayam sebanyak 278 ekor atau diupayakan maksimal 300 ekor saja. Karena masa garansi yang diberikan oleh penjual ayam hanya tujuh hari, dihitung dari hari pertama ayam sampai di kandang kelompok peternak.

Jika kelompok peternak mau menerima ayam pengganti, pihaknya pun bakal merubah pola pembagian ayamnya. Jika sebelumnya ayam ditempatkan pada satu kandang, kedepan ayam-ayamnya akan dibagikan langsung kepada anggota kelompok.

“Setelah kami data, 13 anggota kelompok saja yang siap menerima ayam pengganti, dari 20 anggota kelompok,” pungkasnya.

#rdo/ede





 
Top