PADANG – Imam Masjid Raya Sumatera Barat H. Albizar menjawab tudingan yang dijadikan alasan pemberhentian dirinya  sebagai imam tetap masjid megah di ujung jalan Khatib Sulaiman Padang tersebut. Ia menegaskan bahwa semua yang dilaksanakannya sudah mendapatkan izin dari pengurus.

Menurutnya ada beberapa alasan pengurus memberhentikan dirinya secara lisan, pada sisi lain ia merasa alasan-alasan tersebut tidak tepat.

Pertama, ia dituding meninggalkan masjid tanpa memberitahukan pengurus. "Saya setiap ada kegiatan di luar masjid, 2 sampai 3 hari saya minta izin kepada pengurus,” sebutnya, Sabtu (20/5/2023).

Disebutkannya, izin itu disampaikannya pada ustadz Rafles selaku bidang ke imamam dan Amin selaku Wakil Bidang Imarah yang juga pengurus. Ia juga mencarikan pengganti imam selama pergi.

Kedua, ia dituding tidak hadir saat rapat-rapat dengan pengurus. Menurutnya, bukan dirinya tidak pernah hadir. Justru, dia tidak pernah mendapatkan undangan rapat-rapat dimaksud.

“Setahu saya rapat dengan pengurus saya pribadi sebagai imam harian Masjid Raya Sumbar tidak pernah dapat undangan rapat, yang diundang hanyalah koordinator bidang,” ungkapnya.

Terkait dengan seleksi calon imam dan muadzdin tetap, Albizar mengungkapkan bahwa sebelumnya pengurus meminta dirinya ikut, tapi ia tidak mau.

“Saya tidak dapat telpon atau WA apalagi disuruh untuk mendaftar ikut tes imam dan muadzdin. Sedangkan Ust Amrizal Jamain ditemui lansung sama saudara Mulyadi Muslim diminta untuk ikut tes muadzdin dan ust Amin dapat pesan melalui WA dari saudara Ahmad Lidra,” jelasnya.

Menurutnya, keputusan pengurus yang memberhentikannya seperti itu kurang tepat. Karena selama ini dirinya ditunjuk menjadi imam secara resmi. Buktinya, dirinya diberikan honorarium oleh pengurus dengan amplop berlogokan Masjid Raya Sumatera Barat.

“Secara lisan menyampaikan pada saya, bahwa saya tidak menjadi imam lagi. Dengan lisan, jadi selama ini saya tidak dianggap,” terangnya.

Sebelumnya, Pengurus Masjid Raya Sumbar memberhentikan Imam Masjid Raya Sumbar H. Albizar melalui lisan terhitung 19 Mei 2023. Untuk mengisi kekosongan itu, pengurus sudah melakukan seleksi imam dan muazin.

Hasilnya, mendapatkan nama Amin, Amrizal Jamain dan Lutfi untuk muazin. Sementara untuk imam ada nama Arya dan Azka Ummah yang merupakan anak dari Ketua Pengurus Masjid Raya Sumbar, Sobhan Lubis.

Beredar Luas di Medsos

Sebelumnya beredar luas di media sosial (medsos) kabar bahwa Imam Masjid Raya Sumatera Barat dipecat. Pemberitahuan hanya dilakukan dengan lisan. 

“Assalamualaikum warahmatullahi wrb pak ketua mohon maaf ini terlebih dahulu, saya ini jemaah masjid Raya Sumbar sekarang ini kurang kondusif masjid Raya Sumbar, di sebab kan imam tetap mau di buang oleh pengurus"

Begitu pesan yang beredar luas di medsos, dibagikan oleh seorang jemaah Masjid Raya Sumbar yang saat ini merupakan anggota DPRD Sumbar, Jumat, (19/5/2023) lalu. Selanjutnya ia menulis:

"penggantian itu belum dimusyawarahkan terlebih dahulu. Pengurus tampak bertangan besi tidak mau dengar jemaah. Kalau dapat diaudit keuang masjid ini pak ketua."

Diketahui, Imam Masjid Raya Sumatera Barat telah sekitar 6,5 tahun ke belakang dijalankan oleh Albizar. 

Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat Setdaprov Sumbar, Al Amin, hanya meminta pengurus untuk profesional. “Apapun informasinya, kita dari Pemprov meminta pengurus dalam hal profesional saja,” katanya menjawab konfirmasi awak media.

Sementara Sekretaris Pengurus Masjid Raya Sumatera Barat, Mulyadi Muslim, menjawab konfirmasi awak media di Padang, membenarkan ada penggantian imam Masjid Raya Sumbar. Namun, penggantian tersebut menurutnya ada dasarnya.

“Ini sebenarnya adalah untuk menjaga marwah seorang imam. Kita harus menjaganya, tapi kalau sudah beliau yang membukanya, kita takut malah dia sendiri yang tersudut,” katanya.

Diungkapkannya, posisi Albizar sebelumnya sudah pernah dievaluasi oleh pengurus. Itu bahkan oleh pengurus sebelum dirinya. Hanya saja belum ada tindakan, karena masih menunggu perubahan.

Disebutkannya, selama ini Albizar selaku imam masjid tidak disiplin. Meninggalkan masjid tanpa memberitahukan pengurus. Sehingga juga berpengaruh pada jamaah.

“Ini sudah lama, kita ingatkan tapi tidak berubah,” katanya.

Bahkan, saat diundang untuk koordinasi dan rapat-rapat dengan pengurus tidak pernah mau datang. Sikap itu tidak mencerminkan seorang imam.

“Imam itu kan harus disiplin, kita kan perlu koordinasi. Kadang dia pergi tanpa sepengetahuan pengurus,” ujarnya.

Kemudian, pengurus melakukan seleksi untuk imam dan muazin masjid. Hasilnya sudah didapatkan. Bahkan, sebelumnya Albizar juga diminta untuk mendaftar, tapi tidak mau

“Kita suruh mendaftar, tapi tidak mau,”ujarnya.

#sgl/ede




 
Top