JAMBI -- Puluhan mahasiswa Jambi terjebak di Sudan, usai konflik bersaudara pecah. Gubernur Jambi menindaklanjuti peristiwa ini dan menyiapkan langkah-langkah.

Konflik bersenjata di Sudan meresahkan keluarga sekitar 36 mahasiswa Jambi. Surya Dinata, orang tua dari M Difa Arya Dinata, salah satu dari 6 mahasiswa asal Merangin mengaku resah.

“Kemarin kita masih bisa berkomunikasi. Tapi sejak semalam, sudah lost contac,” ungkapnya, Senin (24/4/2024).

Ia khawatir kenapa sang anak tak bisa dihubungi. Mungkinkah tengah dievakuasi atau hal lainnya, masih terus dipantau Surya Dinata melalui pemberitaan.

“KBRI sudah mengevakuasi kalau dari pemberitaan. Kami mohon, pak Gubernur Jambi merespon hal ini segera,” kata warga Pamenang ini.

Sejumlah video kondisi mahasiswa asal Jambi di Sudan terlihat reruntuhan perang diantara bunyi tembakan.

Sementara terpisah, Gubernur Jambi, Al Haris menyiapkan beberapa langkah terkait hal ini.

“Pertama, kita akan mencoba melalui KBRI yang ada di Sudan. Kedua, kita kan ada mahasiswa senior yang sudah dari Sudan,” katanya.

Langkah ini guna mengetahui perkembangan situasi di Sudan terkait evakuasi dan kepulangan ke Jambi.

“Kalau nanti diperlukan, kami siap membantu membiayai untuk pulang ke Jambi,” katanya.

Evakuasi WNI

Sejauh ini, 538 WNI sudah dievakuasi dari Khartoum dengan 8 bus dan 1 minibus.

Melansir BBC, Saat ini, 538 WNI tersebut sedang beristirahat di rumah persinggahan di Port Sudan sebelum keberangkatan menuju Jeddah melalui jalur laut.

Para WNI yang dievakuasi sebagian besar merupakan mahasiswa Indonesia, Pekerja Migran Indonesia (PMI), karyawan perusahaan Indofood dan staf KBRI beserta keluarganya.

Mereka terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki dan 25 balita.

#ant/tik








 
Top