SEMARANG — Nuansa hangat dan reflektif bakal mewarnai Maxi Brain Academy Hall, Jalan Rinjani 19, Gajahmungkur, Semarang, saat Konser “Echoes of Life: Holiday Edition” bakal digelar pada Minggu (14/12/2025) malam. Konser ini menjadi penanda akhir tahun yang memadukan musik, perenungan, dan perayaan dalam suasana intim.

Mengusung tema Holiday Edition, konser Echoes of Life akan menyuguhkan rangkaian repertoar yang merefleksikan perjalanan rasa—mulai dari keheningan, harapan, hingga kegembiraan. Musik tidak sekadar dihadirkan sebagai hiburan, tetapi sebagai ruang jeda di tengah ritme kehidupan yang kian padat.

Konser akan dibuka oleh Laniakea Ensemble bersama Harmony Choir melalui karya bertajuk Laniakea, dilanjutkan dengan repertoar bernuansa Natal seperti “Away in a Manger”, “Angel”, serta “Golden” dalam versi instrumental. Sajian pembuka tersebut menghadirkan suasana perayaan yang lembut dan kontemplatif.

Penampilan solo turut memperkaya dinamika konser. Pianis asal Kudus, Kalevi A. W., membawakan “Carol of the Bells” dan “Jolly Old St. Nicholas” dengan interpretasi ringan dan komunikatif. Sementara itu, Ariel Avilla tampil melalui gitar solo dengan “Theme from Mission Impossible”, menghadirkan kontras musikal yang energik.

Eksplorasi musik klasik berlanjut lewat Grady Harsono yang membawakan Suite Bergamasque karya Claude Debussy, yakni Prelude dan Passepied. Ia kemudian melanjutkan dengan piano solo, memilih antara Chopin Polonaise in A-flat Major atau Rachmaninoff Prelude in F Major, menyesuaikan suasana dan respons audiens.

Kolaborasi ansambel menjadi salah satu sorotan konser. Laniakea String Trio membawakan “Eine kleine Nacht Christmas”, disusul Piano Trio Vikar, Lita, dan Grady dengan “Stroll” dari My Neighbor Totoro. Konser ditutup meriah oleh Piano Trio Vikar, Krishna, dan Grady melalui Finale dari Haydn Trio No. 39 in G Major.

Kejutan hadir melalui penampilan bintang tamu, yang dikenal sebagai kolektor lukisan sekaligus pemilik OHD Gallery Magelang, dengan membawakan Intermezzo dari Cavalleria Rusticana karya Mascagni, “Ständchen (Leise Flehen)” karya Schubert, serta “Méditation” dari Thaïs karya Jules Massenet.

Owner Maxi Brain Academy sekaligus penggagas konser Echoes of Life, Pauline Wonoadi, menyampaikan bahwa konser ini lahir dari keyakinan bahwa musik memiliki fungsi yang lebih dalam dari sekadar hiburan.

“Musik bukan hanya tentang bunyi yang indah, tetapi tentang ruang untuk mendengar diri sendiri. Di tengah kehidupan yang bergerak cepat, musik memberi kita jeda—untuk bernapas, mengingat, dan merayakan perjalanan hidup,” ujarnya.

Menurut Pauline, edisi Holiday dirancang sebagai momen reflektif di penghujung tahun. “Ini bukan sekadar perayaan liburan, tetapi ruang untuk bersyukur atas proses, perjumpaan, dan pembelajaran sepanjang tahun. Setiap komposisi adalah gema dari rasa, harapan, dan kehidupan itu sendiri,” tambahnya.

Pemilihan Maxi Brain Academy Hall sebagai lokasi konser dinilai tepat berkat kualitas akustik dan atmosfer ruang yang mendukung format pertunjukan intim. Antusiasme penonton terlihat sejak awal hingga akhir acara.

Konser “Echoes of Life: Holiday Edition” pun menjadi salah satu alternatif perayaan akhir tahun di Kota Semarang, menghadirkan musik sebagai bahasa universal yang merawat ingatan, rasa syukur, dan harapan akan hari esok. 

#Christian Saputro | Kontributor





 
Top