PADANG -- Pasca banjir bandang yang sempat melumpuhkan operasional Instalasi Pengolahan Air (IPA), Perumda AM Padang, perlahan dan pasti pelayanan mulai pulih mencapai 77 persen.

Sebanyak 129 ribu pelanggan yang terdampak kini tersisa sekitar 35 ribu yang belum teraliri air kembali. Namun recovery terus dikebut sampai benar-benar pulih.

Dirut Perumda AM Padang Hendra Pebrizal mengatakan, pascabencana akhir November lalu, pelayanan Perumda AM Padang 90 persen lumpuh.

Hanya satu IPA yakni IPA Sikayanbalumuik yang beroperasi ditambah 3 sumur bor. Sisanya terganggu, mulai rusak sedang, rusak berat hingga tidak bisa dimanfaatkan fasilitas yang ada.

“Dari sekian banyak yang terdampak itu sudah ada beberapa yang dilakukan pemulilhan. Mulai area selatan yakni intake Bungus, intake Pagambiran, IPA Sikayan, IPA Ulugadut, IPA Jawagadut, Alhamdulillah pascabencana sudah mulai normal,” ujarnya kepada wartawan saat meninjau IPA Kampung Koto kecamatan Nanggalo, Padang, Jumat (6/12/2025). 

Kemudian, lanjutnya, IPA Paraku 200 liter per detik 2 hari setelah bencana juga sudah normal. Untuk area pelayanan selatan mulai Indarung, Lubeg, Seberangpadang, Jondul secara bertahap sudah mulai pulih.

Sedangkan untuk gangguan pelayanan area pusat yakni intake Kampung Koto yang memproduksi air di IPA Gunungpangilun kapasitas 500 liter per detik sudah beroperasi sejak Sabtu (29/11/2025). Tapi baru bisa dioperasikan 1 pompa memproduksi air 150 liter per detik. “Dua hari ke depan sudah mulai beroperasi dua pompa,” ujarnya,

Hendra Pebrizal mengatakan, terlambat pemulihan pelayanan IPA Gunungpangilun karena semua pompa yakni 3 pompa yang ada di Kampung Koto teredam banjir. Sehingga harus dilakukan pembongkaran electromotor.

“Sebenarnya malam setelah dilanda banjir electromotor cadangan siap dipasang. Namun karena banjir datang lagi terpaksa diurungkan,” ujarnya.

Sampai kini baru 2 pompa yang bisa beroperasi dan baru bisa memproduksi air 300 liter perdetik. Operasional belum bisa maksimal karena kualitas baku belum memadai dan masih bercampur lumpur.

Pihaknya setiap hari men-stanby-kan alat berat untuk mengeruk sedimen di mulut intake. Para pekerja pun siang malam tetap bekerja secara manual untuk pengerukan sedimen di intake. 

“Sebagian besar pelanggan seperti rumah sakit, perkantoran dan objek vital sudah mulai terlayani,” ujarnya.

Lalu untuk area pelayanan utara, salah satu yang terparah yakni IPA Guo. Di sana intake hilang, pipa sepanjang 150 meter hanyut. Setelah disurvei, pihaknya menargetkan seminggu selesai.

“Alhamdulillah tiga hari sudah bisa beroperasi secara manual. Mulai tadi malam, sebagian besar daerah Belimbing, Kuranji, Balaibaru, Taruko sudah mulai mengalir airnya,” ujarnya. Di intake yang rusak berat dikerahkan alat berat untuk recovery.

Kemudian, lanjut Hendra Pebrizal, untuk wilayah utara ada tiga intake, yakni Garing, intake Latung grativasi. Pascabencana sudah meproduksi air 90 liter per detik dari kapasitas 260 liter per detik. “Di sana yang rusak berat juga pompa, rumah pompa, panel dan jalur hisap pipa hanyut dan terendam banjir.

Kemarin pompanya sudah kita bongkar dan ditargetkan besok sudah selesai. Kita lihat dulu apakah air baku bisa diproduksi karena kondisi air di sungai Lubuk Minturun belum bisa diproduksi sama sekali, tingkat kekeruhannya tinggi dan banyak sedimen,” ujarnya.

Lalu, di dearah Taban dan Palukahan kapasitas 300 liter per detik, bak penangkap air hanyut dan pipa sepanjang 1,5 Km hilang disapu banjir. Namun kini sejumlah IPA sudah mulai beroperasi lagi secara darurat. Seperti intake Taban kapasitas 80 liter per detik.

“Jadi yang berjalan sekarang itu secara darurat. Kami memastikan air bisa mengalir lebih dahulu kalau yang permanen tentu membutuhkan waktu yang lama,” ujarnya. Untuk pemulihan IPA Palukahan saat ini dalam proses mendatangkan 260 pipa dari Bekasi ke Padang. Selanjutnya dilakukan recovery.

Dari sekian banyak IPA yang sudah beroperasi secara darurat, untuk wilayah pusat memang masih ada beberapa kawasan yang belum teraliri air seperti Ulakkarang, Muaro dan sekitarnya karena memang belum semua IPA beroperasi maksimal. Untuk perbaikan infrastruktur yang rusak, Perumda Air Minum Kota Padang butuh anggaran sekitar Rp 50 miliar. Mulai pembangunan intake, pipa dan jembatan pipa yang rusak karena banjir bandang.

Menjelang perbaikan selesai, Perumda AM Padang juga melakukan pengaliran air secara bergiliran untuk beberapa wilayah. Bagi masyarakat dan pelanggan yang belum mendapatkan air sama sekali pihaknya menempatkan tedmond di sejumlah titik dan di tempat pengungsian korban banjir.

Kemudian memberikan pelayanan dengan mobil tangki. Sebanyak 15 mobil tangki dikerahkan setiap hari sesuai permintaan masyarakat. “Kami tegaskan air tangki yang diberikan kepada masyarakat itu gratis tidak ada pungutan satu rupiah pun. Karena terbatasnya mobil tangki kami mohon masyarakat bersabar jika telat terlayani,” ucapnya.

Untuk pemulihan kembali operasional Perumda AM Padang sejumlah pihak sudah memberikan bantuan. Pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V dan anggota Komisi V DPR RI Zigo Rolanda sudah tiga kali mengunjungi PDAM pascabencana dan sudah memberikan bantuan. Kemudian juga mendesak BWSS V dan dan Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan (BPBPK) untuk membantu. 

“Alhamdulillah Perumda Air Minum Kota Padang sudah mendapatkan bantuan berupa pipa dan alat berat untuk percepatan layanan dari PU, BWSS V dan BPBPK,” ujarnya. 

Dikatakan, Dinas PU dan BPBPK sudah memberikan bantuan berupa pipa HDPE sepanjang 1500 meter. Pipa ini nantinya akan digunakan untuk transmisi air baku ke pengolahan.

Selain itu, dari BWSS V juga membantu alat berat (ekskavator) dan kebutuhan lainnya yang akan digunakan untuk membuka akses jalan menuju intake yang tertimbun. 

“Perumda AM Kota sangat mengapresiasi seluruh bantuan dan dukungan yang diberikan berbagai pihak ke Perumda AM Kota Padang atas bencana banjir ini. Terimakasih kepada Pemerintah Kota Padang yang selalu mensupport. Terimakasih juga kepada Bapak Zigo Rolanda atas support dan bantuannya. Terimakasih kepada kepala Balai Wilayah Sungai V Sumatera, Bapak Naryo Widodo, Ibu Maria Doeni Isa, selaku Kepala BPBPK atas bantuan yang diberikan. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu mempercepat pemulihan layanan pasca musibah ini. Semoga menjadi pahala dan berkah untuk kita semua,” ucapnya. 

#rel/ede





 
Top