Aldrinarief | Jurnalis SCTV 1990-an
MELIHAT foto Zulkifli Hasan atau yang biasa dikenal dengan Zulhas —menteri sepanjang masa—aku justru tertawa terpingkal-pingkal. Pak Ketum yang satu ini memang punya bakat hiburan tersendiri; bahkan kali ini tingkahnya berhasil mengalahkan kelucuan Eko Patrio, anak buah separtainya sendiri. Tapi di balik tawa itu, terselip tanda tanya: kok Pak Zul bisa begitu sih?
Mungkin saja, Pak Zul sedang memainkan seni lama: menyembunyikan riak dengan cara membuat riak. Beliau bukan politikus kalengan—pengalaman dan instingnya sudah terlalu panjang untuk dipasang di etalase murah. Jadi bisa jadi, ia bukan sedang pencitraan… tapi sedang mengecoh para makhluk halus yang sejak awal penciptaan sudah kepo luar biasa: malaikat dan iblis yang selalu ingin mengintip isi kalbu manusia.
Padahal, seperti yang kita tahu, keikhlasan itu perkara yang bahkan manusia sendiri tak bisa menakar. Malaikat dan iblis—makhluk dari dimensi halus—pun tidak diberi izin untuk menembus niat terdalam seseorang. Yang mereka lihat hanyalah perbuatan, bukan rahasia hati yang disimpan Tuhan di lapisan paling sunyi.
Maka dalam foto itu, mungkin saja Pak Zul sedang menipu para makhluk supranatural itu. Ia menampilkan wajah pencitraan yang tampak riak, tampak dibuat-buat—seolah semua itu hanya konsumsi kamera. Tetapi siapa tahu, di kedalaman hatinya, ia justru sedang menyusun niat paling tulus: menyiapkan harta, waktu, atau tenaga untuk mereka yang menjadi korban bencana.
Lalu, siapa yang benar-benar tahu?
Pada akhirnya, manusia hanya bisa menilai dari permukaan. Yang mengetahui isi dada seseorang hanyalah Dia yang menciptakan dada itu. (*)

