BANDARLAMPUNG — Fakultas Adab UIN Raden Intan Lampung menggelar kuliah umum bertema “Eksistensi Umat Islam dalam Penulisan Sejarah Indonesia” di Ruang Teater Fakultas Adab, Rabu (10/12/2025).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber nasional Prof. Dr. H. Susanto Zuhdi, M.Hum., Guru Besar Universitas Indonesia dan Ketua Tim Editor Umum Penulisan Sejarah Nasional Indonesia. Kuliah umum dipandu oleh Dr. Abd Rahman Hamid, dosen UIN RIL sekaligus satu-satunya penulis dari PTKIN luar Jawa dalam proyek nasional penulisan Sejarah Nasional Indonesia.

Acara dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D. Dalam sambutannya yang penuh motivasi, Rektor menceritakan pengalamannya saat menempuh studi di St. Petersburg University, Rusia, terkait dengan jaringan tarekat Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Tarekat Syattariyah dan tokoh seperti syekh Abdul Somad bin Abdullah al Jawi al Palimbani termasuk sedikit kisah mengenai disertasinya. Ia menekankan bahwa perjalanan akademik mahasiswa masih panjang dan tidak boleh dijalani dengan rasa malas.

Rektor yang juga Guru Besar Sejarah Peradaban Islam itu menegaskan bahwa menekuni bidang sejarah adalah pilihan intelektual yang luas dan menjanjikan. “Jangan salah, menekuni SPI juga bisa menjadi rektor. Bahkan di Senayan ada banyak sejarawan yang menjadi anggota DPR. Begitu pula mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam, harus tetap semangat,” ujarnya memberi dorongan kepada mahasiswa.

Dalam pengantar tema kuliah umum, Rektor menyoroti pentingnya membaca ulang posisi umat Islam dalam penulisan Sejarah Nasional Indonesia edisi terbaru. Ia menyampaikan pertanyaan reflektif yang menjadi dasar diskusi: bagaimana kontribusi umat Islam dicatat dalam buku tersebut dan sejauh mana posisinya dalam konstruksi historiografi Indonesia. “Ini pertanyaan besar yang perlu kita diskusikan bersama. Tidak hanya penting bagi sejarawan, tetapi juga bagi dunia pendidikan dan pembentukan kesadaran kebangsaan kita,” tegasnya.

Rektor menilai kuliah umum ini sangat relevan dan strategis dalam memberikan pemahaman yang kritis dan komprehensif mengenai peran umat Islam dalam sejarah Indonesia. “Lebih dari itu, kegiatan ini bisa menjadi pemantik diskusi ilmiah yang produktif dan berkelanjutan. Saya mengapresiasi Fakultas Adab yang konsisten mengembangkan kajian Sejarah Islam Indonesia,” tambahnya.

Sebelumnya, Wakil Dekan II Dr. Hj. Romlah, M.Pd.I, mewakili Dekan Fakultas Adab, menyampaikan laporan bahwa kuliah umum ini menjadi penutup kegiatan akademik Fakultas Adab tahun anggaran 2025. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk legacy akademik untuk memulai tahun 2026 dengan agenda ilmiah yang lebih kuat.

Saat memasuki sesi inti, suasana akademik ruangan semakin hidup ketika Prof. Susanto Zuhdi mulai menyampaikan paparannya. Ia mengajak peserta untuk meninjau ulang perjalanan panjang historiografi Indonesia dan posisi umat Islam di dalamnya.

Dengan gaya menjelaskan yang mendalam, beliau menuturkan bahwa peran umat Islam Indonesia tidak dapat dipahami hanya melalui narasi lokal atau nasional, tetapi harus dibaca dalam konteks sejarah global.

Menurutnya, umat Islam Indonesia sejak lama berada dalam jejaring dunia yang luas meliputi pelayaran, perdagangan maritim jarak jauh, hubungan intelektual antarulama, hingga pertukaran budaya yang menghubungkan Nusantara dengan pusat-pusat peradaban Islam.

Lebih jauh, Prof. Susanto menegaskan bahwa untuk memahami sejarah Indonesia secara utuh, masyarakat akademik harus kembali melihat nilai-nilai kebaharian yang menjadi karakter bangsa Nusantara. Ia menyebut bahwa sejarah Indonesia berdiri di atas tradisi maritim yang kuat dengan nilai keberanian, kerjasama, kedisiplinan, keterbukaan, dan etos niaga yang pernah membawa Nusantara menjadi salah satu pusat dinamika peradaban.

Nilai-nilai ini, menurutnya, tidak boleh hanya menjadi romantisme sejarah, tetapi perlu dihidupkan kembali sebagai arah baru untuk membaca peran umat Islam Indonesia di masa mendatang.

Dalam penutup paparannya, Prof. Susanto memandang bahwa sejarah tidak boleh berhenti menjadi kumpulan cerita masa lalu, melainkan harus dilihat sebagai instrumen untuk memandu masa depan. Ia mendorong mahasiswa dan akademisi untuk terus menggali sumber-sumber baru, melakukan penelitian yang lebih tajam, serta menulis sejarah dengan perspektif kritis dan terbuka.

Melalui pendekatan inilah, menurutnya, umat Islam Indonesia dapat ditempatkan kembali secara wajar, terhormat, dan berpengaruh dalam peta sejarah global. Kuliah umum ini, baginya, adalah ruang penting untuk membangun kesadaran itu.

Pada penutupan sesi diskusi, Moderator Dr. Abd Rahman Hamid memberikan simpulan yang memperkuat gagasan besar sepanjang kuliah umum. Ia menyatakan bahwa setiap generasi memiliki peluang untuk menulis sejarahnya sendiri. Sejarah, menurutnya, tidak ditentukan oleh siapa yang menang atau kalah, tetapi oleh siapa yang mampu menuliskannya.

Ia juga menggarisbawahi bahwa history is a philosophy learning by examples. Sebuah pengingat bahwa sejarah pada hakikatnya adalah filsafat yang dipelajari melalui contoh-contoh nyata kehidupan. Pesan ini disampaikan sebagai dorongan agar mahasiswa tidak hanya menjadi pembaca, tetapi juga penulis sejarah yang kritis dan berani.

Kuliah umum ini dihadiri ratusan peserta dari unsur dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa dua Program Studi: Sejarah Peradaban Islam serta Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam. Suasana akademik berlangsung hangat dengan diskusi yang intens dan antusias.

Kegiatan ini makin menegaskan komitmen Fakultas Adab dalam memperkuat literasi sejarah, memperluas perspektif keilmuan, dan menghadirkan ruang dialog akademik yang progresif bagi civitas akademika UIN Raden Intan Lampung. 

#hpn/bin




Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama
 
Top